KOMPARASI.ID – Bupati Bone Bolango, Merlan S. Uloli, bergerak cepat pasca bencana banjir dan longsor yang melanda daerah tersebut.
Didampingi Penjabat Sekda Bone Bolango, Aznan Nadjamudi, Asisten II Basir Noho, dan OPD terkait, ia menemui Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) II Gorontalo untuk membahas program penanganan, Selasa (16/7/2024).
Di hadapan Kepala BWSS II Gorontalo, Arlinggoman Simanungkalit, dan pejabat lainnya, Bupati Merlan mengungkapkan kunjungannya untuk menindaklanjuti, hasil penelusuran dan peninjauan di lapangan, pasca banjir dan longsor yang terjadi di sejumlah wilayah Bone Bolango.
“Berdasarkan hasil peninjauan kami di lapangan, banyak pemukiman warga yang terendam banjir. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tidak adanya drainase yang memadai dan aliran drainase yang bertabrakan dengan air sungai sehingga meluap ke pemukiman warga,” ungkap Bupati Merlan.
Selain merendam pemukiman warga, bencana tersebut juga menghanyutkan rumah warga dan beberapa fasilitas wisata seperti villa pemerintah di wilayah Kabila Bone.
“Masyarakat ingin agar sungai-sungai di wilayah Bone Bolango segera dinormalisasi karena banyak aliran sungai yang sudah berpindah. Mereka mendesak agar penanggulangan dilakukan secepat mungkin,” tambah Merlan.
Merlan menuturkan bahwa bencana tersebut menjadi pukulan bagi Pemerintah Daerah di tengah keterbatasan fiskal.
Ia berharap kunjungannya ke BWSS II Gorontalo dapat menghasilkan solusi dan penanganan segera agar kerusakan tidak meluas.
Pada kesempatan itu, Bupati Merlan menyerahkan dokumen usulan perbaikan dan normalisasi wilayah sungai di Bone Bolango.
Usulan tersebut meliputi normalisasi Sungai Molotabu, Sungai Bulawa, pembangunan bronjong atau tanggul untuk pengamanan jembatan di Tombulilato dan Monano, perbaikan tanggul yang jebol di Desa Ilohuuwa, normalisasi Sungai Bilungala, serta normalisasi sungai di wilayah Botupingge dan Suwawa.
Sementara itu, Kepala BWSS II Gorontalo, Arlinggoman Simanungkalit, menjelaskan bahwa bencana banjir tersebut diakibatkan oleh gerusan di hampir seluruh wilayah Sungai Bone karena volume debit air yang besar.
“Langkah preventif yang bisa kita lakukan adalah mengurangi air yang turun ke hilir saat puncak banjir dan membangun bendungan di hulu Sungai Bone,” jelas Arlinggoman.
Terkait normalisasi sungai dan pembangunan tanggul, Arlinggoman menegaskan akan segera menindaklanjutinya dan menurunkan tim teknis untuk melakukan pendataan dan pengukuran yang kemudian akan diintervensi dengan anggaran.
“Kami mohon dukungan dari OPD teknis di kabupaten untuk mendampingi saat kami turun agar ini bisa dilakukan segera,” tegasnya.














