Adi Dassler: Dari Dapur Sederhana Hingga Mengguncang Dunia Olahraga dengan Adidas

Avatar

KOMPARASI.ID Adolf “Adi” Dassler, lahir pada 3 November 1900 dan meninggal pada 6 September 1978, adalah sosok visioner di balik pendirian Adidas.

Adidas salah satu perusahaan pakaian olahraga terbesar di dunia yang berasal dari Jerman. Perjalanan hidupnya penuh dedikasi, inovasi, dan keberanian untuk berkompetisi dalam dunia bisnis.

Karier Adi Dassler dimulai dari titik yang sangat sederhana. Sepulangnya dari Perang Dunia I, ia memanfaatkan dapur cuci ibunya untuk memproduksi sepatu olahraga.

Dukungan keluarga menjadi fondasi penting bagi usahanya. Ayahnya, Christoph Dassler, bekerja di sebuah pabrik sepatu, dan saudaranya, Zehlein, ikut membantu dengan memproduksi paku berduri untuk sepatu lari.

Keluarga Dassler tak sekadar membangun bisnis, tapi juga membangun sejarah. Tahun 1924 menjadi titik penting saat kakaknya, Rudolf Dassler, bergabung dengan bisnis keluarga.

Namun, seiring waktu, perselisihan di antara mereka memicu Rudolf untuk mendirikan perusahaan saingan, Puma. Rivalitas ini justru memperkuat posisi Adidas dalam kompetisi global.

Kesuksesan besar Adidas mulai terpancar pada Olimpiade Musim Panas 1928, ketika beberapa atlet menggunakan sepatu buatan Adi Dassler.

Namun, puncaknya terjadi pada Olimpiade 1936 di Berlin. Atlet Amerika Serikat, Jesse Owens, yang mengenakan sepatu Adidas, berhasil memenangkan empat medali emas, menciptakan sejarah dan sekaligus mengukuhkan Adidas sebagai merek pilihan para juara.

Meski Adi Dassler sempat bergabung dengan Partai Nasional Sosialis pada Mei 1933 dan berdinas di Wehrmacht selama Perang Dunia II, fokus utamanya tetap pada pengembangan Adidas.

Baca Juga :Sejarah Panjat Pinang, Dari Perayaan Ulang Tahun Ratu Belanda Hingga Simbol Perjuangan Kemerdekaan 

Sejarah ini mencerminkan bagaimana Adi memisahkan politik dari inovasi bisnisnya, mempertahankan komitmennya terhadap kualitas dan inovasi.

Dalam kehidupan pribadinya, Adi Dassler menikah dengan Kathe Dassler dan dikaruniai seorang putra, Horst Dassler, yang juga memiliki naluri bisnis yang kuat.

Horst melanjutkan warisan ayahnya dengan mendirikan Arena, sebuah perusahaan peralatan renang pada 1973, menunjukkan bahwa semangat inovasi terus hidup dalam keluarga Dassler.

Setelah Adi meninggal pada tahun 1978, Adidas tetap bertahan sebagai pemimpin di industri olahraga.

Di bawah kepemimpinan Horst dan istrinya, Kathe, Adidas terus berkembang hingga menjadi perusahaan terbatas swasta pada tahun 1989 dan akhirnya melantai di bursa saham melalui IPO pada tahun 1995.

Kisah Adi Dassler adalah contoh inspiratif tentang bagaimana mimpi besar yang dimulai dari dapur sederhana dapat mengubah dunia olahraga dan menciptakan warisan yang bertahan lama.


**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *