Mengenal Lebih Dekat Sekda Ishak Ntoma, Birokrat Senior yang Mengawali Karir sebagai Guru

KOMPARASI.ID – Selama ini, banyak kalangan yang hanya mengenal Ir. H. Ishak Ntoma,M.Si sebagai birokrat di Pemerintahan Provinsi Gorontalo, kemudian menjadi pejabat di lingkungan Pemerintah Kab. Bone Bolango hingga dipercaya memangku jabatan sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Bone Bolango.

Namun tak disangka, ternyata sebelum menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), Ishak Ntoma pernah menggeluti profesi sebagai Guru.

Ceritanya, setelah meraih gelar Insinyur dari Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1998, Ishak Ntoma muda memilih mengabdi sebagai Guru di Pondok Pesantren Hubulo Tapa yang saat itu masih dalam tahap rintisan.

Tidak tanggung-tanggung, Ishak Ntoma juga kala itu, merasa tertantang untuk menjadi Guru di Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Perikanan dan Peternakan (SMTPPP) atau sekarang SMK Gotong Royong Telaga, yang kala itu didirikan oleh Ir. Nelson Pomalingo dan beberapa Sarjana alumni Perguruan Tinggi Manado tahun 1987.

Karena dinilai memiliki semangat dan dedikasi yang tinggi, Ishak Ntoma selanjutnya didaulat mengemban tugas tambahan sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum.

Tanggung jawab yang paling menantang yang pernah ia rasakan kala mengabdi di SMTPPP Telaga, adalah mengurus izin operasional sekolah di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) di Manado yang ia rasakan sangat sulit dan berbelit-belit.

Baca Juga :  Transformasi Pembangunan Desa Melalui Peran BPD

Namun berkat keuletannya, berbagai rintangan itu mampu ia lalui, hingga Izin operasional sekolah itu bisa terbit dan menjadi modal dasar bagi sekolah ini terus berkiprah mendidik anak-anak bangsa hingga sekarang ini.

Sekitar 2 tahun lebih lamanya, Ishak Ntoma mendedikasikan tenaga dan pikirannya di Pondok Pesantren Hubulo dan SMTPPP di Telaga.

Menariknya, selama menjalani profesi sebagai Guru, Ishak Ntoma muda kala itu, juga dikenal sebagai Insinyur Pertanian yang sering didaulat tampil sebagai penceramah, khatib dan imam dan oleh sebagian kalangan sering disapa sebagai Ustadz.

Tahun 1991, akhirnya Ishak Ntoma terangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan tugas pertamanya di Kantor Jawatan Pertanian Provinsi Sulawesi Utara di Manado.

Meski hanya 2 tahun lebih menjalani profesi sebagai Guru, namun bagi Ishak Ntoma, pekerjaan guru sungguh sangat mengesankan dan menjadi pengalaman hidup yang berharga dan tak terlupakan dalam hidupnya.

Masih segar dalam ingatannya, bagaimana di akhir dekade tahun 1980-an itu, Ishak Ntoma muda setiap hari harus berangkat ke SMTPPP Telaga 2 kali naik angkutan umum,yakni dari Tapa ke Terminal Kota dan dari Terminal Kota naik angkutan lagi ke Telaga.

Baca Juga :  Wakil Bupati Gorontalo Lepas Kafilah MTQ 

Juga masih segar dalam ingatannya, bagaimana sekolah tempat ia menjadi guru kala itu yang hanya “menumpang” di gedung darurat di belakang Kantor Desa Tuladenggi Kec. Telaga biru sekarang, atau sekarang berada di samping Kantor Camat Telaga Biru.

Kala itu, SMTPPP adalah sekolah swasta kejuruan yang semua guru, Wakil kepala Sekolah dan Kepala Sekolah adalah Sarjana alumni Manado yang memiliki komitmen yang sama untuk mengabdi sebagai guru tanpa gaji yang memadai.

Ishak Ntoma juga pernah merasakan, bagaimana rasanya menghadapi tantangan berat, ketika ada yang mempertanyakan statusnya sebagai alumni Perguruan Tinggi sekelas IPB yang harus pulang kampung dan hanya menjadi seorang Guru, guru honor di sekolah swasta pula.

Bagi sosok suami dari Hj. Mariyani Liputo,SH,MH dan ayah dari 2 anak ini, apa yang dilaluinya ketika menyandang gelar Insinyur dari IPB dan memilih menjadi Guru mengandung hikmah dan pembelajaran berharga.

Baca Juga :  Pemda Bonebol serahkan Hadiah Pemenang Semarak Lomba Kemakmuran Masjid

Diantaranya, bahwa menjadi guru itu adalah pekerjaan mulia dan terhormat, yakni tugas memanusiakan manusia yang sesulit apapun dijalani akan tetap berakhir dengan kebahagiaan.

Kebahagiaan guru adalah ketika melihat anak-anak didiknya dulu, telah menjadi orang-orang sukses dan hidup bahagia, ada yang menjadi Tentara, Polisi, Dosen, ASN bahkan ada yang menjadi pengusaha sukses.

Menjadi Guru bagi Ishak Ntoma adalah panggilan jiwa, panggilan nurani untuk mengabdi bagi anak-anak generasi penerus bangsa.

Berbahagia dan banggalah wahai para guru di manapun. Jasamu sungguh sangat besar dan tak ternilai dengan apapun.

l

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *