Bisnis  

Potensi dan Tantangan Kacang Tanah Gorontalo sebagai Komoditas Unggulan

Ilustrasi Kacang Tanah, sumber foto : Kompas.com

KOMPARASI.ID, Gorontalo – Para pengusaha dari Jawa Timur kini tengah mempertimbangkan potensi kacang tanah Gorontalo sebagai alternatif yang lebih menjanjikan, dibandingkan kacang impor dari India.  Mereka menyatakan pandangan bahwa kacang tanah Gorontalo memiliki rasa yang lebih lezat.

Melihat potensi peningkatan produktivitas kacang tanah oleh para petani, sejumlah pengusaha dari Jawa Timur berencana untuk membuka perusahaan di Gorontalo.

Pernyataan ini disampaikan oleh Yusuf Olii, seorang delegasi pengusaha kacang tanah yang kini pulang kampung ke Gorontalo.

Yusuf Olii, putra Gorontalo, memiliki tujuan untuk mengembalikan kejayaan kacang tanah sebagai komoditi unggulan daerah tersebut.

Ia berusaha memotivasi petani Gorontalo untuk kembali menanam kacang, mengingat bahwa seharusnya kacang tanah, bukan jagung, yang menjadi komoditi utama Gorontalo.

Baca Juga :  Sejarah dan Fakta Alfamart & Alfamidi yang Jarang Diketahui

Dalam menggambarkan situasi di masa lalu, Yusuf menyampaikan bahwa saat ia masih kecil, lahan ayahnya seluas dua hektare ditanami kacang tanah sebagai tanaman utama, sementara jagung hanya dijadikan tanaman tambahan.

Namun, saat ini, kacang tanah sulit ditemukan dan petani kacang menjadi langka di Gorontalo.

Yusuf membawa pembeli dari Jawa Timur yang tertarik dengan kualitas kacang tanah lokal Gorontalo yang dianggapnya lebih baik daripada kacang impor dari India.

Oleh karena itu, ia berharap Gorontalo dapat menjadi penyuplai kacang terbesar di Indonesia jika menjadi eksportir kacang ke Jawa.

Demi meningkatkan produksi kacang tanah, Yusuf menjalin kemitraan dengan Pemerintah Kabupaten Gorontalo.

Kemitraan ini bertujuan untuk mengintervensi kebijakan dan memberikan dukungan kepada petani agar lebih termotivasi menanam kacang tanah.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Naik, Dolar AS Melemah dan Ketidakpastian Ekonomi Meningkat

Pentingnya kacang tanah sebagai komoditi ekspor terlihat dari fakta bahwa selama bulan Mei 2023, sebanyak 964,2 ton kacang asal Gorontalo diekspor ke berbagai negara di Eropa, dengan nilai mencapai 1.213.325 US Dolar atau setara Rp18,2 miliar.

Mukhamat Mukhanif, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, menyatakan bahwa komoditas ini diekspor ke 18 negara di Eropa dan beberapa negara di luar Eropa.

Yusuf juga menyoroti perbandingan harga antara kacang dan jagung, di mana harga kacang yang stabil jauh lebih tinggi daripada jagung. Hal ini diharapkan dapat menjadi dorongan bagi petani untuk beralih menanam kacang.

Dengan potensi ekspor yang semakin berkembang, Yusuf berharap bahwa Gorontalo dapat memperkuat posisinya sebagai penyuplai kacang terbesar di Indonesia.

Baca Juga :  Konsep Warkop Ala Mahasiswa, Daya Tarik Estetika Batu Bata Ekspos

Meskipun masih ada beberapa tantangan, seperti keterbatasan bahan baku kacang, kerja sama antara pengusaha dan pemerintah diharapkan dapat menciptakan peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi daerah

 

Penulis : Annisa Yulianti

Editor  : Risman Taharudin
l

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *