KOMPARASI.ID – Debat terbuka tahap pertama untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo digelar di Ballroom Sumberia, Gorontalo. Dalam sesi ini, masing-masing pasangan calon menyampaikan visi dan misi mereka dalam durasi yang terbatas, yakni 4 menit. (25/10)
Pasangan Nomor Urut 1: H. Toni Uloli – H. Marten Taha
Pemaparan pertama disampaikan oleh pasangan Toni Uloli dan Marten Taha. Toni menekankan pentingnya kesejahteraan rakyat dan percepatan pembangunan di Gorontalo.
Dengan membagi peran, ia memaparkan visi mereka terkait pembangunan makro di provinsi ini.
“Saya dan Marten telah membagi tugas untuk menyampaikan visi-misi. Fokus kami adalah menurunkan angka kemiskinan di Gorontalo,” ujar Toni.
Pasangan ini berkomitmen menurunkan angka kemiskinan hingga di bawah 9 persen dalam masa pemerintahan 2025-2030, dengan semangat “memimpin untuk mengangkat harkat rakyat.
” Toni menambahkan, “Kami berobsesi mengubah mindset masyarakat guna mempercepat pertumbuhan ekonomi di Gorontalo.”
Pasangan Nomor Urut 2: Prof. Nelson Pomalingo – Mohammad Kris Wartabone
Pasangan ini hadir dengan visi yang diilhami oleh sejarah panjang Gorontalo, yang dikenal dengan istilah “Ilomata.” Menurut Nelson, konsep Ilomata melambangkan prestasi-prestasi besar Gorontalo, termasuk peran Nani Wartabone dalam sejarah kemerdekaan. Mereka menargetkan pencapaian “Ilomata ke-5,” yaitu Era Masyarakat Adil dan Sejahtera (EMAS).
Pasangan ini juga mengangkat cita-cita nasional “Indonesia Emas” dengan menyelaraskannya melalui visi “Gorontalo Emas menuju Provinsi Madani,” yang menekankan pilar keilmuan, keadilan, dan ketuhanan.
Misi mereka mencakup pembangunan manusia, ekonomi inklusif berbasis lingkungan, serta mengembangkan Gorontalo sebagai pusat pendidikan dan kesehatan di wilayah Indonesia Timur.
Pasangan Nomor Urut 3: Hamzah Isa – H. Abdurrahman Abubakar Bachmid
Hamzah Isa mengusung visi mewujudkan Provinsi Gorontalo yang sejahtera, adil, beradab, dan berkelanjutan. Menurutnya, visi ini lahir dari tantangan utama daerah, seperti lambatnya transformasi ekonomi, tingginya angka kemiskinan, dan masalah sosial yang kompleks.
Pasangan ini menyusun misi untuk lima tahun ke depan, termasuk meningkatkan kesejahteraan sosial, memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis lokal, membangun infrastruktur ekonomi, dan memperkuat sektor UMKM.
Mereka juga menawarkan program unggulan seperti alokasi 10 persen dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk mengatasi kemiskinan, serta pengembangan ekonomi umat berbasis rumah ibadah dan UMKM berbasis digital.
Pasangan Nomor Urut 4: Dr. H. Gusnar Ismail – Idah Syahidah Rusli Habibie
Gusnar Ismail mengambil pendekatan dengan menilai perkembangan Gorontalo selama 25 tahun pemekaran. Ia menekankan pentingnya pembangunan yang merespon perkembangan Ibu Kota Nusantara (IKN), serta keluar dari status sebagai provinsi termiskin kelima di Indonesia.
Pasangan ini memfokuskan visi mereka pada “Gorontalo Maju dan Sejahtera,” dengan misi menguatkan konektivitas ke IKN, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta membangun infrastruktur publik yang merata.
Idah Syahidah kemudian melengkapi paparan visi tersebut dengan lima program unggulan, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, pengembangan pariwisata berkelanjutan, dan memperkuat sektor perikanan serta pertanian melalui pendekatan agro-maritim.
Melalui debat ini, empat pasangan calon menyampaikan berbagai program yang beragam dengan tujuan akhir yang sama, mengangkat kesejahteraan masyarakat Gorontalo dan memperkuat ekonomi lokal.
Masyarakat kini dihadapkan pada pilihan untuk memilih pemimpin yang mampu membawa provinsi ini menuju masa depan yang lebih baik.
**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel