KOMPARASI.ID – Kabupaten Bone Bolango menempati posisi ketiga dengan jumlah kasus HIV/AIDS tertinggi di Provinsi Gorontalo.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo sejak 2001 hingga 2025, tercatat sebanyak 163 kasus ditemukan di wilayah ini.
Bone Bolango berada di bawah Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo dalam jumlah kasus.
Ketua Tim Kerja Penanganan Penyakit Menular (Katimker-P2M) Dinas Kesehatan Bone Bolango, Lathifah Mukminin, menyebut jumlah tersebut kemungkinan besar hanya mencerminkan “puncak gunung es”.
Artinya, masih banyak kasus yang belum terdeteksi karena belum diperiksakan ke fasilitas kesehatan.
“Itu baru yang terlihat saat kami turun ke lapangan atau dari data pasien yang berobat. Belum termasuk pasangan mereka atau individu yang belum memeriksakan diri,” ujar Lathifah saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (14/05/2025).
Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Bone Bolango terus mengintensifkan kegiatan skrining HIV/AIDS melalui tim mobile yang menyasar area rawan penularan, seperti kos-kosan dan kafe.
Skrining dilakukan secara rutin guna mendeteksi kasus sejak dini dan menghubungkan pasien dengan layanan kesehatan yang tersedia.
“Kami rutin menyasar tempat-tempat berisiko. Dari situ, biasanya ditemukan kasus baru. Jika ada yang positif, kami arahkan untuk mendapatkan penanganan medis,” tambahnya.
Berdasarkan hasil lapangan, kelompok Laki-laki Suka Laki-laki (LSL) menjadi penyumbang kasus terbanyak di wilayah Bone Bolango.
Perilaku seksual berisiko, seperti sering berganti pasangan, menjadi faktor utama penyebaran virus.
“Perilaku berisiko seperti hubungan seksual tidak aman dan sering berganti pasangan adalah penyebab utama. Kelompok LSL sejauh ini menjadi penyumbang angka tertinggi,” jelas Lathifah.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk menghindari perilaku berisiko dan segera melakukan pemeriksaan jika merasa pernah melakukan aktivitas yang berpotensi menularkan HIV.
“Pemeriksaan hingga pengobatan HIV/AIDS di Bone Bolango gratis. Jadi, siapa pun yang merasa berisiko, sebaiknya segera melakukan skrining di puskesmas atau rumah sakit terdekat,” pungkasnya.














