Chief Investment Officer PT Insight Investments Management, Camar Remoa, menyatakan keyakinannya bahwa meski terdapat ketidakpastian global, perekonomian Indonesia akan tetap solid di tahun 2025.
“Tahun 2025 akan menjadi titik penting untuk melihat bagaimana Indonesia mengelola faktor-faktor pendorong dan risiko yang ada,” kata Camar dalam wawancara resmi dilansir dari investor.id
Di sisi positif, Camar memperkirakan konsumsi domestik akan tetap bertumbuh berkat kebijakan stimulus pemerintah, seperti kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan berbagai program strategis dari pemerintahan baru yang mendukung ketahanan ekonomi.
Selain itu, investasi domestik diproyeksikan mengalami peningkatan yang signifikan, didorong oleh pengalihan basis produksi dari China ke Indonesia akibat kebijakan tarif dari Amerika Serikat.
Namun, risiko global juga harus menjadi perhatian. Camar menyoroti ketidakpastian kebijakan Pemerintah AS yang dapat meningkatkan volatilitas pasar.
“Ketidakpastian terkait kebijakan pemerintah AS, terutama dalam konteks ‘Trump 2.0’, akan membawa dampak pada ketidakstabilan pasar. Selain itu, potensi inflasi global akibat perang dagang dan penurunan harga komoditas energi, seperti minyak mentah dan batu bara, dapat mengancam pendapatan negara,” tambah Camar.
Di sisi lain, penurunan impor minyak mentah bisa memperkuat rupiah dan menurunkan subsidi energi, memberikan dampak positif pada perekonomian Indonesia.
Prospek Pasar Obligasi dan Saham
Pada pasar obligasi, ada tiga faktor utama yang selalu menjadi fokus PT Insight Investments Management: potensi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), permintaan pasar SBN, serta strategi valuasi yang tepat.
Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, penerbitan SBN diperkirakan lebih tinggi dari tahun 2024, mengingat adanya jatuh tempo SBN yang besar pada tahun tersebut.
Meski demikian, Camar optimis penerbitan SBN akan tetap terkendali berkat berbagai langkah strategis pemerintah, seperti kesepakatan dengan Bank Indonesia terkait skema debt switching, pemanfaatan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL), serta penerbitan obligasi global yang lebih besar di tengah suku bunga rendah.
“Secara keseluruhan, pasar obligasi Indonesia masih menawarkan valuasi yang menarik dengan yield obligasi pemerintah 10 tahun diperkirakan berada dalam kisaran 6,30%-6,80% pada akhir tahun 2025,” ujar Camar.
Di pasar saham, Camar menilai IHSG saat ini menawarkan valuasi yang kompetitif, dengan price-to-earnings (P/E) ratio sebesar 16,5x, yang lebih rendah dari rata-rata lima tahun terakhir.
“Untuk saham dengan kapitalisasi pasar besar, seperti IDX80, P/E ratio berada pada level 12,4x, menunjukkan daya tarik yang lebih besar dibandingkan negara-negara lain di kawasan,” jelas Camar.
Camar juga menyoroti tiga sektor unggulan yang dapat menarik perhatian investor tahun 2025 diantaranya,
- Sektor Finansial, yang diprediksi akan mendapatkan dorongan dari penurunan suku bunga dan pertumbuhan kredit.
- Sektor Consumer Staples, yang didorong oleh peningkatan daya beli masyarakat
- Sektor Telekomunikasi, yang diuntungkan oleh konsolidasi pasar dan potensi pendapatan dari layanan mobile dan non-mobile.
Diversifikasi Investasi melalui Reksa Dana
Di tengah volatilitas pasar, PT Insight Investments Management tetap optimis terhadap potensi pasar domestik Indonesia, terutama melalui produk reksa dana yang menawarkan diversifikasi dan potensi pertumbuhan jangka panjang.
“Reksa dana adalah pilihan tepat bagi investor dengan berbagai profil risiko, terutama di masa ketidakpastian tinggi. Dengan pendekatan pengelolaan aktif, portofolio reksa dana kami dapat menyesuaikan dengan cepat terhadap perubahan pasar, mengurangi risiko, dan memanfaatkan peluang,” jelas Camar.
Reksa Dana seperti Insight Wealth (I-Wealth) dan Indeks Insight Sri Kehati Likuid menjadi pilihan menarik bagi investor yang ingin memanfaatkan potensi pertumbuhan pasar saham domestik.
Sementara produk pendapatan tetap seperti Reksa Dana Insight Government Fund menawarkan potensi imbal hasil yang kompetitif dalam menghadapi volatilitas pasar obligasi.
Sepanjang 2024, PT Insight Investments Management juga mencatatkan performa luar biasa, seperti pada Reksa Dana I-Hajj Syariah Fund, yang tidak hanya memberikan imbal hasil menarik, tetapi juga berkontribusi positif terhadap masyarakat dengan membantu individu yang kurang mampu untuk berangkat ke Tanah Suci. Selain itu, produk I-Renewable dan I-Money juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan.
PT Insight Investments Management tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial, tetapi juga pada dampak sosial yang positif.
Sepanjang tahun 2024, lebih dari 16.000 orang di 35 provinsi mendapatkan manfaat dari berbagai program sosial, seperti penyediaan air bersih dan pelatihan ekonomi, serta pemberian beasiswa.
Melalui produk reksa dana, investor tidak hanya dapat meraih keuntungan finansial, tetapi juga berpartisipasi dalam menciptakan perubahan sosial yang positif bagi masyarakat luas.
**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel