KOMPARASI.ID – Prof. Nelson Pomalingo, kandidat Gubernur Gorontalo, merupakan sosok yang paling konsisten mengangkat kelapa sebagai komoditas unggulan Gorontalo.
Sejak 2018, Nelson menjabat sebagai Ketua Koalisi Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK) di Indonesia, memperlihatkan komitmennya terhadap sektor ini.
Dedikasinya berhasil membawa Kabupaten Gorontalo menjadi tuan rumah Konferensi Kelapa Internasional (ICC), dihadiri oleh delegasi dari 20 negara.
Sebelumnya, pada 2019, Nelson juga menginisiasi pertemuan antar kepala daerah penghasil kelapa di Gorontalo, melibatkan sekitar 150 bupati dan wakil bupati.
Pertemuan tersebut menandai awal kesepakatan untuk menjadikan kelapa sebagai komoditas unggulan dalam upaya pengentasan kemiskinan dan mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Dalam konteks yang lebih luas, visi Nelson mengenai pengembangan kelapa mendapat dukungan dari pemerintah pusat.
Pada September 2023, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mengeluarkan regulasi “Peta Jalan Hilirisasi Kelapa,” yang menetapkan kelapa sebagai salah satu komoditas penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
Kebijakan ini beririsan dengan visi Gorontalo Emas dari pasangan calon Nelson-Kris, yang juga mencakup program Agro Industri berbasis kelapa.
Program ini sejalan dengan inisiatif hilirisasi yang menjadi fokus pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Peta hilirisasi kelapa ini membuka peluang besar bagi masyarakat di daerah penghasil kelapa, termasuk Gorontalo.
Selain memfasilitasi peningkatan nilai tambah melalui pengembangan produk turunan kelapa seperti gula kelapa dan briket shisha, targetnya juga mencakup pengembangan 278 industri pengolahan kelapa pada 2029, sebagian besar berada di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Hal ini diproyeksikan akan memperkuat dominasi Indonesia di pasar kelapa global, yang terus tumbuh dengan permintaan tinggi dari Eropa, Amerika Serikat, dan Tiongkok.
Program hilirisasi kelapa yang dirancang dalam RPJPN 2025-2045 meliputi empat aspek utama: budidaya, pengolahan, pemasaran, dan ekosistem.
Setiap aspek dirancang untuk mendorong pemerataan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan regulasi ini, visi Nelson-Kris untuk Gorontalo sebagai pusat industri kelapa nasional semakin realistis.
Prof. Nelson yang juga menjabat sebagai Ketua KOPEK telah membangun jaringan nasional dan internasional yang memperkuat posisinya dalam mengembangkan industri kelapa di Gorontalo.
Pada 2023, ia mencanangkan penanaman 200 ribu pohon kelapa di Kecamatan Asparaga, Gorontalo, sebagai upaya menjadikan daerah tersebut sentra produksi kelapa di Indonesia.
Dengan visi yang melampaui batas nasional, Prof. Nelson telah menunjukkan dedikasi untuk mengembangkan potensi kelapa Indonesia, menjadikannya salah satu kandidat yang memiliki strategi agro-industri komprehensif untuk Gorontalo.