KOMPARASI.ID, Politik- Peta perpolitikan tanah air berubah drastis menjelang Pilpres 2024.
Sebelumnya menguat isu Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan akan dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harmurti Yudhoyono di Pilpres 2024.
Deklarasi pasangan Anies-AHY direncanakan akan dilakukan awal September 2023. Di tengah finalisasi persiapan deklarasi, Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies.
Teuku Riefky Harsya Sekretaris Jenderal Partai Demokrat yang juga Tim 8 anggota KPP, menegaskan Keputusan Kerja sama politik itu dinilai telah mengkhianati piagam koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Rentetan peristiwa ini sebagai bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan Piagam Koalisi yang telah disepakati ketiga parpol.
Teuku Riefky, menyebut Hadirnya pasangan Anies-Muhaimin, keputusan kerja sama politik dengan PKB, merupakan inisiatif Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.
Keputusan Kerja sama politik itu dinilai telah mengkhianati piagam koalisi Perubahan untuk Persatuan

Kata Sekretaris Jenderal itu, Anies sebelumnya telah memutuskan memilih Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harmurti Yudhoyono sebagai Cawapresnya.
“Bacapres Anies menghubungi pada12 Juni 2023 dan mengatakan kepada Ketum AHY, ‘Saya ditelepon beberapa kali oleh Ibu saya dan guru spiritual saya agar segera berpasangan dengan bakal capres-cawapres Anies-AHY’,” kata Teuku Riefky
Teuku Riefky , keinginan Anies pun telah disampaikan kepada Ketua Umum AHY, dan kepada para ketum serta majelis tertinggi partai.
Terlebih ketiga pemimpin partai (Nasdem, Demokrat dan PKS) menerima putusan tersebut. Hal itu sesuai mandat yang diberikan ketiga Ketua Umum Partai politik, untuk menentukan Cawapres yang dipilih pada 14 Juni 2022.
Riefky mengatakan, Demokrat kecewa dan merasa dikhianati dengan keputusan Anies yang menerima usulan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, agar dirinya berduet dengan Muhaimin Iskandar. (***)