KOMPARASI.ID – Dusun Bontula, sebuah kawasan terpencil di kaki Gunung Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo, kini memiliki ruang baru yang memberi harapan bagi warganya, Bantayo Pendidikan Rakyat.
Diresmikan pada Jumat (25/04), bangunan ini bukan sekadar tempat berkumpul, tetapi simbol kebangkitan solidaritas komunitas petani yang selama ini hidup di tengah keterbatasan infrastruktur dan akses informasi.
Peresmian ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, mulai dari Sekretaris Desa dan Ketua BPD Desa Bontula, hingga perwakilan dari organisasi masyarakat sipil seperti Institute for Human and Ecological Studies (Inhides) dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Gorontalo.
Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif Kolektif Perempuan Tani Bontula Lestari, organisasi rakyat dampingan Inhides dan WALHI yang mendapat dukungan dari Program Pendanaan Langsung Yayasan Solidaritas Dana Nusantara Siklus 3 Tahun 2024.
Lebih dari sekadar bangunan, Bantayo Pendidikan Rakyat terintegrasi dengan kolam ikan, ladang sayur, pembibitan tanaman tahunan, dan tempat penjemuran hasil panen.
Bantayo menjadi pusat kehidupan baru di dusun ini. Di sinilah warga dapat belajar, berdiskusi, bertukar pikiran, dan menyimpan alat pertaniansemua dalam semangat membangun kebersamaan.
Samiya Suraji, Koordinator Kolektif Perempuan Tani Bontula Lestari, menyampaikan bahwa makna “pendidikan rakyat” di sini bukan semata soal kelas dan teori.
“Semua aktivitas sehari-hari kami adalah bentuk pembelajaran. Kami berkumpul, menanam, memanen, bahkan menjemur hasil panen kami di tempat ini. Inilah pendidikan yang hidup.”
Kondisi geografis Dusun Bontula membuat ruang semacam ini sangat vital. Tanpa jaringan listrik dan sinyal, serta akses jalan yang sulit, warga hanya memiliki masjid sebagai tempat berkumpul.
Permukiman yang terpencar juga menyulitkan interaksi antartetangga. Bantayo menjadi jawaban atas keterisolasian itu, sebuah ruang strategis untuk membangun kebersamaan.
Direktur Eksekutif WALHI Gorontalo, Defri Sofyan, melihat Bantayo sebagai langkah penting dalam memperkuat komunitas petani.
“Jika terkelola dengan baik, ini bisa menjadi pemantik solidaritas dan ruang untuk menghimpun aspirasi. Petani tak lagi hanya bicara produksi, tetapi juga bisa menyuarakan kebutuhan mereka sendiri.”tutur Direktur Eksekutif WALHI Gorontalo
Terletak di wilayah hulu Sungai Paguyaman dan berbatasan langsung dengan Suaka Margasatwa (SM) Nantu, Dusun Bontula juga memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologi Gorontalo.
**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel