Simak ini pesawat ATR 72-600 di gunakan Jokowi ke Bandara Panua Pohuwato

KOMPARASI.ID – Presiden Joko Widodo melanjutkan kunjungannya di Provinsi Gorontalo pada hari kedua dengan sejumlah agenda kerja yang padat.

Diawali pagi ini, Presiden Jokowi berangkat menuju Kabupaten Pohuwato menggunakan pesawat ATR 72-600 melalui Bandara Djalaluddin, Kabupaten Gorontalo, pukul 07.20 WITA.

Pesawat yang digunakan oleh Presiden Jokowi, ATR 72-600 Citilink dengan nomor registrasi PK-GJV, merupakan milik Citilink Indonesia dan anak perusahaan Garuda Indonesia. Maskapai dengan berbiaya rendah (low-cost) di Indonesia ini mempunyai rute domestik yang cukup luas cakupannya dan rute internasional yang sudah mulai berekspansi secara besar-besaran juga.

Citilink mengoperasikan pesawat jenis Airbus A320 sebagai fleet utama sedangkan ATR72-600  ini dioperasikan oleh Citilink untuk rute-rute pendek yang landasannya juga tidak terlalu panjang. Lalu juga dioperasikan untuk rute yang okupansinya tidak menguntungkan jika dioperasikan dengan Airbus A320 yang lebih besar.

Pesawat ini merupakan pesawat penumpang regional yang telah lama digunakan sejak terbang perdana pada 27 Oktober 1988. Dengan pengalaman panjangnya, ATR 72-600 baru-baru ini akan dilengkapi dengan teknologi terbaru untuk meningkatkan efisiensi, kehandalan, serta menurunkan konsumsi bahan bakar dan biaya operasi.

Baca Juga :  Kemenag-DPR Sepakati Biaya Haji 2024 Sebesar Rp93,4 Juta, Jemaah Tanggung 60 Persen 

Teknologi terbaru yang akan diaplikasikan pada ATR 72-600 meliputi mesin standard PW127M yang akan memberikan peningkatan 5% tenaga termodinamika saat lepas landas, performa yang lebih baik pada landasan pendek, serta dalam kondisi cuaca panas dan ketinggian.

Selain itu, pesawat ini akan dilengkapi dengan dek penerbangan yang memiliki kokpit digital dengan lima layar LCD yang akan menggantikan Electronic Flight Instrument System (EFIS) yang digunakan saat ini.

Adapun Multi-Purpose Computer (MPC) akan meningkatkan kemampuan operasional pesawat. Sistem avionik baru yang disediakan oleh Thales akan memungkinkan kapabilitas CAT III dan RNP.

Desain pesawat ATR 72-600 memungkinkan penumpang memasuki pesawat melalui pintu belakang, sementara pintu depan digunakan untuk memasukkan kargo. Namun, perhatian khusus harus diberikan terhadap pemasangan ganjalan ekor saat penumpang keluar atau masuk pesawat.

Baca Juga :  Gebyar Pasar Senggol Limboto Resmi dibuka Sekda Kabupaten Gorontalo

Menariknya, pesawat ATR tidak dilengkapi dengan Auxiliary Power Unit (APU) seperti pesawat lainnya. Meskipun demikian, beberapa pesawat dilengkapi dengan rem baling-baling yang memungkinkan mesin untuk menyala dan menyediakan udara dan tenaga untuk pesawat tanpa memutar baling-baling

ATR 72-600 baru akan dilengkapi dengan teknologi terbaru yang dibangun dengan pengalaman berharga yang didapat dari pesawat sebelumnya, dengan memiliki efisiensi yang lebih tinggi, kehandalan yang baik, konsumsi bahan bakar, dan biaya operasi rendah.

Pesawat ini akan dilengkapi dengan mesin standard PW127M (mesin baru menyediakan peningkatan 5% tenaga termodinamika saat lepas landas, performa yang lebih baik pada landasan pendek, dalam kondisi cuaca panas dan ketinggian.

Dilengkapi dengan “fungsi boost” yang digunakan untuk menambah tenaga, hanya digunakan saat lepas landas.), Dek penerbangan dengan kokpit digital dilengkapi dengan lima layar LCD yang akan menggantikan EFIS (Electronic Flight Instrument System) yang dipakai saat ini.

Sebagai tambahan, sebuah Multi-Purpose Computer (MPC) akan meningkatkan kemanana penerbangan dan kemampuan operasional.

Baca Juga :  Gorontalo Dilanda Banjir, Ratusan Rumah Terendam, Ribuan Warga Terdampak

Sistem avionik baru, yang disediakan oleh Thales, akan memyediakan kapabilitas CAT III dan RNP. Pesawat ini juga dilengkapi sistem pencahayaan baru dan kursi yang lebih nyaman dan ruang barang di atas kepala yang lebih besar.

Pesawat seri -600 akan secara bertahap diperkenalkan pada paruh kedua tahun 2010. Menggunakan registrasi tes sementara F-WWEY prototip ATR 72-600 terbang perdana pada 24 Juli 2009, Pesawat ini dikonversi dari sebuah ATR 72-500.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *