Nuansa Adat dalam Pilkada Gorontalo 2024: Ketika Demokrasi Bertemu Tradisi

KOMPARASI.ID Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 di Gorontalo membawa nuansa baru yang berbeda dibandingkan dengan pesta demokrasi pada periode sebelumnya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo dan KPU Kabupaten/Kota memberikan sentuhan khas lokal dengan menyambut para calon kepala daerah melalui prosesi adat Motombulu, yang memperlihatkan kekayaan budaya Gorontalo serta kesakralan yang terasa kuat.

Misalnya, di KPU Provinsi Gorontalo, pasangan calon Toni Uloli dan Rustam Akili disambut dengan Tarian Longgo saat memasuki pintu gerbang KPU pada Rabu (28/8).

Saat masuk ke gedung, mereka disambut dengan Ngango Lo Huwayo. Seluruh pimpinan dan anggota KPU, mengenakan pakaian adat Gorontalo, Takowa Da’a, lengkap dengan syair-syair adat (Tuja’i) yang diperagakan oleh para pemangku adat.

Pasangan calon kemudian dipersilakan duduk di Bulita, sebuah ruang yang ditata sesuai dengan kaidah dan ornamen adat Gorontalo.

Baca Juga :  KPU Launching Pilkada 2024 di Provinsi Gorontalo Meriah dengan Peluncuran Maskot Hiu Paus

Langkah KPU menghadirkan nuansa adat dalam tahapan pendaftaran Pilkada tahun ini mendapat sambutan positif dari para tokoh budaya di Gorontalo.

Keterangan foto : Tarian Longgo penyambutan tamu di Gorontalo

Ali Mobiliu, seorang pengamat sejarah dan budaya Gorontalo, mengapresiasi inisiatif KPU ini sebagai upaya melestarikan adat-istiadat Gorontalo yang patut dipertahankan di masa mendatang.

Ali menjelaskan bahwa adat-istiadat di Gorontalo tidak sekadar ritual seremonial. Gerakan, syair, atau tujai’i, serta ornamen adat yang dihadirkan, merupakan sumber nilai yang harus dimaknai dan dihayati oleh para pasangan calon.

Para calon pemimpin, menurut Ali, perlu menyerap nilai-nilai yang diajarkan dalam adat, sehingga mereka dapat menjalani setiap tahapan Pilkada dengan penuh penghayatan terhadap nilai-nilai luhur sebagai orang Gorontalo.

Hal ini diharapkan dapat membantu terciptanya pelaksanaan Pilkada yang aman, lancar, dan tertib.

Lebih lanjut, Ali berharap bahwa dengan mengikuti prosesi adat di awal tahapan Pilkada, nilai-nilai yang diajarkan akan terus terpatri dalam benak para calon pemimpin.

Baca Juga :  Bawaslu Kawal Ketat Validasi Alat Peraga Kampanye Pilgub Gorontalo 2024

Ini diharapkan dapat mendorong mereka untuk bekerja maksimal dalam mensejahterakan rakyat, sebagaimana yang diajarkan oleh leluhur Gorontalo dalam prosesi adat.

Keterangan foto : Ornamen khas Gorontalo, Bulita atau bangsal para pembesar negeri

Seluruh jajaran KPU Provinsi Gorontalo, termasuk pimpinan dan anggota, tampak mengenakan pakaian tradisional Taqwa atau yang dikenal dalam bahasa Gorontalo sebagai Takowa Da’a.

Ornamen budaya Gorontalo turut menghiasi berbagai sudut lokasi pendaftaran, mulai dari pintu gerbang hingga aula, menambah kekayaan nuansa khas Gorontalo dalam prosesi tersebut.

Ali Mobiliu menilai bahwa penggunaan adat dalam prosesi penyambutan ini tidak hanya memperkuat identitas budaya daerah, tetapi juga memberikan edukasi kepada para pasangan calon dan tamu yang hadir.

“Ini merupakan bentuk pelestarian budaya Gorontalo yang mulai hilang seiring perkembangan zaman,” ujarnya.

Baca Juga :  10 Anggota DPRD Kabupaten Gorontalo Suara Terbanyak
Keterangan foto : Prosesi mopoipito atau menyuguhkan makanan bagi para tamu

Menurutnya, langkah KPU Provinsi Gorontalo patut menjadi contoh dalam memadukan unsur tradisional dengan proses demokrasi modern.

“Inisiatif ini tidak hanya mempromosikan kekayaan budaya Gorontalo, tetapi juga menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai lokal di tengah kemajuan zaman,” tambahnya.

Konsep yang dihadirkan KPU Provinsi Gorontalo ini, diharapkan masyarakat, khususnya generasi muda, semakin mengenal dan mencintai budaya lokal yang menjadi identitas penting bagi daerah Gorontalo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *