KOMPARASI.ID – Di bagian selatan Provinsi Gorontalo, tepatnya di Desa Oluhuta, Kecamatan Kabila Bone, ditemukan tinggalan arkeologi yang berasal dari masa prasejarah.
Penemuan ini terjadi secara tidak sengaja oleh seorang warga bernama Karim A. Rubai saat menggali tanah untuk membangun rumah.
Dalam proses penggalian pondasi, ia menemukan lima kapak batu serta sebuah tengkorak manusia.
Temuan ini kemudian dilaporkan ke kantor Depdikbud Kecamatan Bone Pantai, lalu diteruskan ke Bidang Muskala Kanwil Depdikbud Provinsi Sulawesi Utara hingga akhirnya sampai ke Kantor Balai Arkeologi (BALAR) Manado.
Menindaklanjuti laporan tersebut, pada tahun 1995 Balai Arkeologi Manado melakukan survei awal ke lokasi penemuan.
Karena wilayah ini dianggap memiliki nilai arkeologis yang tinggi, penelitian lebih lanjut dilakukan secara berkelanjutan, termasuk survei dan ekskavasi pada tahun 1998.
Survei dilakukan di sekitar lokasi penemuan kapak batu, sementara ekskavasi difokuskan pada area spesifik tempat kapak tersebut ditemukan.
Situs Oluhuta terletak di Kampung Oluhuta, Kecamatan Bone Pantai, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Kampung ini berada di pesisir Teluk Oluhuta, sekitar 20 km ke arah selatan dari pusat Kota Gorontalo, yang dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda empat.
Secara geografis, lokasi ini berada pada koordinat 0°25’21” Lintang Utara dan 123°8’50” Bujur Timur.
Oluhuta merupakan sebuah kampung kecil yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan atau mengandalkan budidaya kelautan.
Meskipun tergolong terpencil, masyarakat setempat memiliki perkembangan yang cukup baik dalam bidang pendidikan, teknologi, perdagangan, dan informasi.
Kampung ini memiliki fasilitas pendidikan hingga tingkat Sekolah Dasar (SD), sementara Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) tersedia di wilayah sekitarnya.
Dari segi topografi, Kampung Oluhuta terletak di dataran rendah yang dilalui oleh sungai, dikelilingi oleh perbukitan dengan tanah yang berbatu dan kurang subur.
Jenis tanahnya merupakan endapan campuran pasir berkapur (calcareous sand), butiran batu, dan tanah liat.
Wilayah ini berbatasan dengan Bukit Moluo di sebelah utara, Bukit Libungo di sebelah timur, Pantai Teluk Oluhuta di sebelah barat, dan Bukit Ayuluhi di sebelah selatan.
Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut oleh Balai Arkeologi Manado, ditemukan bahwa kapak batu yang ditemukan di situs ini termasuk dalam jenis beliung persegi (quadrangular adze), yang merupakan ciri khas budaya Neolitik.
Dengan adanya temuan ini, para arkeolog berpendapat bahwa Situs Oluhuta memiliki nilai penting dalam merekonstruksi sejarah kebudayaan di Gorontalo.
Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut dinilai perlu untuk mengungkap lebih banyak informasi mengenai kehidupan masyarakat prasejarah di wilayah ini.
Salah satu temuan penting di Situs Oluhuta adalah kerangka manusia yang ditemukan pada kedalaman sekitar 105 cm saat ekskavasi.
Berdasarkan pengukuran, kerangka ini memiliki panjang tubuh sekitar 170 cm, lebar dada 38 cm, panjang tulang lengan 30 cm, panjang tulang paha 39 cm, dan panjang tulang kaki 36 cm.
Orientasi kerangka ini mengarah ke timur-barat, dengan posisi kepala di barat dan kaki di timur, menghadap ke gunung. Hal ini memberikan petunjuk mengenai praktik penguburan yang dilakukan oleh masyarakat prasejarah di wilayah ini.
Berdasarkan penelitian (Santoso Soegondho, 2008), kerangka tersebut diperkirakan berasal dari masa akhir prasejarah, lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Selain kerangka manusia, ditemukan pula sejumlah bekal kubur. Dalam tradisi prasejarah di berbagai wilayah Indonesia, bekal kubur merupakan bagian dari prosesi pemakaman dan mencerminkan kepercayaan masyarakat pada masa itu tentang kehidupan setelah kematian.
Situs Oluhuta merupakan salah satu situs arkeologi yang memiliki potensi besar untuk mengungkap sejarah kebudayaan Gorontalo di masa lampau.
Temuan kapak batu Neolitik serta kerangka manusia beserta bekal kuburnya menunjukkan bahwa wilayah ini telah dihuni sejak ribuan tahun lalu.
Dengan penelitian yang lebih mendalam, situs ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang kehidupan, teknologi, serta kepercayaan masyarakat prasejarah di Gorontalo.
**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel