Dikukuhkan, 33 Pengurus Komunitas Ekspor Gorontalo Siap “Gas” Pasar Internasional

Avatar

KOMPARASI.ID – Kota Gorontalo menjadi saksi lahirnya semangat baru ekspor lokal. Sebanyak 33 pengurus Komunitas Ekspor Gorontalo periode 2025–2029 resmi dikukuhkan pada Senin (5/5/2025).

Pengukuhan 33 pengurus komunitas itu berlangsung hangat di Begawan Solo Cafe & Resto, Jalan Prof. Dr. Jhon Aryo Katili.

Tak sekadar seremoni, pengukuhan ini membawa misi strategis, menjadikan produk-produk lokal Gorontalo sebagai pemain di pasar global.

Ketua Komunitas Ekspor Gorontalo, Sumitro Lopuo, menegaskan bahwa komunitas ini dibentuk sebagai ruang kolaborasi lintas sektor mulai dari pelaku usaha, pemerintah, hingga organisasi profesi untuk menyatukan langkah dalam memperkuat daya saing ekspor dari daerah.

“Banyak hal yang akan kita lakukan ke depan. Komunitas ini jadi wadah untuk berkolaborasi demi mendorong pertumbuhan ekonomi lewat ekspor,” ujarnya kepada Komparasi.id usai kegiatan.

Keterangan Foto: Ketua Komunitas Ekspor Gorontalo, Sumitro Lopuo
Keterangan Foto: Ketua Komunitas Ekspor Gorontalo, Sumitro Lopuo

Sumitro mengungkapkan, sejumlah produk asal Gorontalo seperti karawo, madu, tas, dan dasi telah lebih dulu menginjak pasar luar negeri, meskipun masih dalam bentuk pengiriman sampel oleh pelaku usaha secara mandiri.

Beberapa negara tujuan awal di antaranya Hong Kong, Tokyo, Teheran, Kuala Lumpur, dan Lisbon.

Namun, alih-alih mengunci target negara tertentu, Sumitro mengadopsi pendekatan pragmatis.

“Untuk saat ini tidak ada negara prioritas. Di mana ada peluang dan minat pasar, di situ kita masuk,” tegasnya.

Kehadiran komunitas ini pun mendapat dukungan penuh dari para pemangku kebijakan.

Hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syaidah, perwakilan Dinas Perindag dan Koperasi, Dinas UMKM kabupaten/kota, serta mitra strategis seperti HIPMI, Pertamina, dan Dekranasda.

Sumitro menyampaikan bahwa pasca-pengukuhan, fokus utama komunitas adalah menjalin komunikasi aktif dengan pemerintah dan jejaring pengusaha untuk mempercepat langkah nyata di lapangan.

“Kita tidak berhenti di seremoni. Setelah ini, komunikasi dan kolaborasi akan jadi fokus utama,” tutupnya.

Pengukuhan ini sekaligus menjadi sinyal bahwa Gorontalo tak ingin hanya dikenal dari potensi alamnya, tapi juga dari produk lokal yang mampu menembus pasar global lewat semangat kolektif komunitas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *