Finalis Putra Putri Tenun dan Songket dari Seluruh Indonesia Siap Berkompetisi

finalis ajang pemilihan putra puteri tenun songket 2023 (Foto : NusantaraRMOL)

KOMPARASI.ID – Ajang Pemilihan Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia (PPTSI) 2023 Tingkat Nasional telah dimulai. Puluhan finalis dari seluruh provinsi di Indonesia mengikuti proses karantina di Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta Pusat, selama lima hari sejak Jumat (15/12/2023) lalu.

Acara ini dibuka langsung oleh Founder PPTSI, Prof. Anna Mariana.  Dalam sambutannya, Ia menekankan kepada seluruh peserta untuk mengikuti proses karantina ini dengan baik.

Ajang ini dapat meningkatkan berbagai wawasan ilmu pengetahuan, mulai dari materi tentang budaya tenun dan songket, budaya secara umum, ilmu pengetahuan umum, berbicara di depan publik (public speaking), politik, hukum hak intelektual, ekonomi bisnis, wawasan kebangsaan, dan sebagainya.

“Pra karantina sudah dilakukan satu minggu sebelumnya dan secara simbolis dilaksanakan oleh para alumni PPTSI melalui aplikasi Zoom,” ujar Prof. Anna dari keterangan tertulis pada Senin (18/12/2023).

Dalam rangkaian acara karantina, para peserta mengunjungi beberapa tempat bersejarah, yaitu kawasan wisata budaya Betawi dan wisata agro, ke Museum Budaya Betawi di kawasan Setu Babakan, Jakarta Selatan.

Baca Juga :  Jejak Pohuwato Dari Perjalanan Mbu’i Owutango hingga Daerah Otonom

Selain itu, mereka berkunjung ke anjungan-anjungan di TMII sebagai sentra dan miniatur Indonesia. Seluruh peserta juga mendapatkan pembekalan materi dari tempat-tempat yang mereka kunjungi.

“Ini kami lakukan agar para peserta dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang terbaik dari para pakarnya,” kata Prof. Anna.

Menurutnya, ajang pemilihan PPTSI diikuti oleh generasi muda perwakilan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tahun ini hampir diikuti oleh semua provinsi.

Mereka yang sampai ke final di Jakarta tentunya telah melewati seleksi di daerah asalnya, serta proses penyeleksian awal pra karantina oleh seluruh panitia PPTSI 2023.

“Peserta terjauh berasal dari Provinsi Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya. Para peserta yang berusia 18-27 tahun ini memiliki latar pendidikan yang beragam. Ada yang masih kuliah, dan ada yang sudah bekerja dan berkarya sebagai bankir, dokter, perawat, manager officer, dan lain-lain,” ungkapnya.

Baca Juga :  Sejarah Singkat Bawaslu Kota Gorontalo

Dia menambahkan, pemilihan Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia digelar setiap tahun secara rutin. Melalui ajang ini, diharapkan para generasi muda akan semakin banyak yang mencintai, memahami, dan menghargai warisan budaya bangsanya sendiri.

Termasuk sebagai upaya pelestarian dan pengetahuan mengenai tenun dan songket tradisional dari berbagai daerahnya masing-masing.

Ajang ini juga menjadi wadah untuk memahami makna dari tenun dan songket, yang diketahui seni tradisional ini merupakan jati diri dan ciri khas budaya bangsa Indonesia, hingga dapat menjadi kebanggaan dalam menggunakan produk dalam negeri.

“Ajang Putra Putri Tenun & Songket Indonesia memiliki komitmen serta konsistensi menjadikan Tenun dan Songket Indonesia sebagai warisan budaya dunia dan perekat komponen bangsa,” tuturnya.

Baca Juga :  Sejarah dan Makna Mendalam Puasa Ramadhan bagi Umat Muslim

Dia berharap, generasi Putra Putri Tenun dan Songket Indonesia (PPTSI) menjadi generasi muda yang terus dapat melestarikan warisan budaya bangsa.

Mereka juga diminta menjunjung tinggi keluhuran dalam keberagaman budaya, sebagaimana yang tercermin dalam Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

“Nantinya para finalis akan menjadi duta budaya yang menjadi harapan bangsa yang akan terus membawa nama baik bangsa Indonesia di kancah nasional maupun internasional,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *