Pasar Liluwo Sepi, DPRD Kota Gorontalo Desak Penertiban Pedagang Jalanan

KOMPARASI.ID Pasar Liluwo, salah satu dari empat pasar tradisional di Kota Gorontalo, kini tampak sepi dari aktivitas jual beli.

sejumlah pedagang menyebut penurunan ini disebabkan oleh maraknya lapak-lapak dadakan yang menjajakan bahan dapur di pinggir jalan.

Lisa (22), salah satu pedagang yang masih bertahan di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa kondisi ini sudah berlangsung sekitar tiga tahun terakhir.

Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menertibkan pedagang di pinggir jalan.

“Sudah sekitar tiga tahun pasar ini mulai sepi, karena banyak yang berjualan di pinggir jalan. Harapannya, pemerintah segera mengatasi permasalahan ini,” kata Lisa, Rabu (11/12/2024).

KOMPARASI.ID
Keterangan Foto: Herman Haluti Komisi Dua DPRD Kota Gorontalo, (Fiki Indrawan/Komparasi.id)

Ketua Komisi II DPRD Kota Gorontalo, Herman Haluti, menyatakan bahwa permasalahan ini sebenarnya sudah disampaikan sejak tahun 2020.

Namun, menurutnya, Pemerintah Kota Gorontalo tidak memberikan perhatian serius.

Baca Juga :  Legislator Gorontalo Tinjau Bengkel Las, Cari Aspirasi Nyata Pelaku IKM

“Dari tahun 2020, saya sudah mengimbau agar pedagang di pinggir jalan diimbau dan ditertibkan. Namun, tidak ada tindakan nyata dari Pemda. Akibatnya, pedagang dadakan semakin banyak,” ujar Herman.

Herman juga menjelaskan bahwa penertiban pedagang tidaklah mudah, karena banyak lapak yang digunakan merupakan milik pribadi, bukan aset pemerintah daerah.

Meski demikian, ia mendorong kepala daerah terpilih, Adhan Dambea, untuk segera merealisasikan program-program unggulannya terkait revitalisasi pasar tradisional.

“Kita menunggu terobosan dari Pak Adhan Dambea. Ini salah satu program unggulan beliau, untuk mengatur pedagang di pinggir jalan dan menghidupkan kembali aktivitas di pasar. Kita berharap ada inovasi nyata dari beliau,” tambah Herman.

Herman menekankan pentingnya inovasi, seperti pelaksanaan pasar murah yang berpusat di pasar tradisional, bukan di lokasi terbuka seperti lapangan.

Baca Juga :  Reses Legislator Membuka Jalan untuk Kreativitas dan Kolaborasi Pemerintah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pedagang

“Pasar murah harusnya digelar di pasar-pasar tradisional, bukan di lapangan, agar aktivitas jual beli kembali terpusat di sana,” tegasnya.

Selain itu, Herman menyoroti perlunya perbaikan fasilitas pasar untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pedagang maupun pembeli.

Ia mencontohkan kondisi lantai licin di Pasar Sentral yang sering menyebabkan pembeli maupun pedagang terpeleset.

“Fasilitas pasar harus diperbaiki, seperti di Pasar Sentral yang lantainya licin. Banyak pembeli enggan kembali karena takut cidera,” katanya.

Herman juga menyoroti keberlangsungan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kelurahan Tenda, Kecamatan Hulonthalangi, yang seharusnya hanya melayani penjualan kepada pedagang.

Namun, banyak tempat yang kini menjual ikan secara eceran langsung ke konsumen dengan harga lebih murah, sehingga pembeli enggan ke pasar tradisional.

Baca Juga :  DPRD Provinsi Gorontalo Dorong Belanja Pemerintah untuk Produk Lokal

“Seharusnya TPI hanya menjual ke pedagang, bukan langsung ke konsumen. Ini membuat harga di pasar tradisional kalah bersaing,” pungkas Herman.

DPRD Kota Gorontalo mendesak pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menghidupkan kembali pasar tradisional demi kesejahteraan pedagang lokal.

l

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *