Mereka adalah keturunan Kiai Modjo yang dipindahkan oleh Belanda ke Minahasa sebelum akhirnya menyebar ke Gorontalo, membawa budaya perayaan Lebaran Ketupat atau Hari Raya Sunnah.
Sebelum memasuki perayaan Lebaran Ketupat, masyarakat Jaton menjalankan puasa sunnah Syawal selama enam hari setelah Idulfitri.
Puncaknya adalah saat mereka membawa makanan ke masjid untuk didoakan bersama sebelum disantap dalam acara silaturahmi dengan masyarakat sekitar.
Husin Nurkamiden, tokoh masyarakat Jaton di Desa Kaliyoso, Limboto Barat, mengungkapkan bahwa ciri khas menu dalam perayaan ini meliputi kue mendut, serabi, koa, ketupat, daging ayam, dan sapi.
Yamin Husain, Anggota Dewan Adat Gorontalo, menjelaskan bahwa tradisi ini juga diikuti oleh masyarakat keturunan Jawa di Gorontalo. Saat ini, beberapa wilayah di Gorontalo turut menggelar perayaan Lebaran Ketupat.
Perayaan ini menjadi ajang untuk menjalin silaturahmi dan mempererat persaudaraan antar sesama masyarakat Gorontalo.
“Semoga momen Lebaran ini juga membawa pesan damai, penuh pengampunan, dan memperkuat tali persaudaraan di antara kita,” ujar Yamin di Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango.