KOMPARASI.ID – Sebanyak 16 peserta dari berbagai desa dan kelurahan di Provinsi Gorontalo mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi Komunikasi (SPP TIK).
Kegiatan itu diadakan oleh Perpustakaan Nasional. berlangsung di Fox Hotel Gorontalo dari 27 hingga 31 Mei 2024.
Para peserta menerima berbagai materi langsung dari pelatih ahli. Materi-materi itu diantaranya, penguatan literasi masyarakat melalui TPBIS untuk mendukung program belajar dan kampus merdeka, peningkatan layanan informasi, pelibatan masyarakat di perpustakaan, advokasi, promosi perpustakaan, pemanfaatan perpustakaan dan pemberdayaan kegemaran membaca, penguatan penggunaan media sosial untuk promosi, serta dampak layanan perpustakaan dan koordinasi rencana kerja implementasi program.
Pelatih ahli pustakawan Burhanuddin menjelaskan, Bimtek ini berfokus pada transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang dilaksanakan selama tiga hari efektif.
“Kegiatan ini diharapkan mampu mentransformasi perpustakaan menjadi pusat kegiatan masyarakat yang lebih luas daripada sekadar layanan buku,” ujarnya (30/5)
Menurut Burhanuddin, paradigma perpustakaan harus berubah dari sekadar tempat pelayanan buku menjadi pusat transfer pengetahuan yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.
Misalnya, perpustakaan di desa dapat aktif memfasilitasi kegiatan pengelolaan perikanan melalui bacaan dan edukasi, hingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
“Muaranya, ketika masyarakat menggunakan layanan perpustakaan, mereka difasilitasi untuk mencapai kesejahteraan, tidak hanya dalam aspek ekonomi tetapi juga kesehatan dan literasi lainnya,” jelasnya.

Pengelola perpustakaan yang hadir di Bimtek ini diharapkan mampu berkontribusi besar dalam edukasi dan penguatan literasi masyarakat di sekitar mereka.
” literasi yang kuat ditengah masyarakat, tentu akan berdampak pada penurunan tingkat kriminalitas, kehidupan yang lebih baik, dan keamanan yang lebih baik,” tambah Burhanuddin.
Ia juga menyadari bahwa perpustakaan di desa-desa belum mencapai kondisi ideal, sehingganya kegiatan ini hadir sebagai respons dari Perpustakaan Nasional untuk mengatasi hal tersebut.
“Para narasumber mengajari peserta kiat-kiat agar perpustakaan bisa menjadi ideal,” katanya.
Materi Bimtek ini dirancang dengan baik, mulai dari strategi pelibatan masyarakat, promosi, peningkatan layanan, hingga evaluasi.
Bimtek ini bertujuan untuk merubah perpustakaan menjadi lebih implementatif dan meningkatkan kegemaran membaca masyarakat.

Burhanuddin optimis bahwa setelah Bimtek, para peserta dapat mengimplementasikan materi yang mereka peroleh dengan tingkat keberhasilan yang tinggi, sekitar 85 persen.
“Kami akan memantau progres mereka dan memberikan pendampingan dari tim profesional konsultan,” ungkapnya.
Ia berpesan kepada peserta bahwa keberhasilan materi yang didapatkan di Bimtek hanya sekitar 20 persen, sedangkan 80 persen keberhasilan terjadi di lapangan.
“Kami melihat komitmen yang kuat, ada kesadaran bahwa masyarakat ini butuh ruang meningkatkan kompetensinya, sehingga kekuatan diprogram ini juga adalah pendampingan. Maka kami akan terus melakukan mentoring usai kegiatan ini.”tandasnya
Penulis : Annisa Yulianti Editor : Risman