Institut Hijau Indonesia Menggugah Kesadaran Muda tentang Krisis Iklim di Gorontalo

Avatar

KOMPARASI.ID Institut Hijau Indonesia (IHI) melalui program Green Leadership Indonesia (GLI) kembali menyelenggarakan Roadshow Campus dengan tema “Alarm Krisis Iklim dan Dialog Kaum Muda”.

Seminar nasional dan forum diskusi yang berlangsung pada Selasa (17/12) di Aula Prof. Kadir Abdussamad, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Gorontalo ini menghadirkan berbagai kalangan peduli lingkungan, termasuk mahasiswa, akademisi, dan aktivis lingkungan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran generasi muda, mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup, serta mendorong mereka untuk mengambil tindakan nyata menghadapi krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan.

Felisitas Radita, perwakilan Green Leadership Indonesia, menegaskan, acara ini sengaja dirancang untuk memberikan ruang bagi anak muda untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan menemukan solusi bersama.

Menurutnya, diskusi ini penting agar semua pihak, mulai dari anak muda, pemerintah, hingga masyarakat, dapat berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

Pihaknya menginginkan anak muda di Gorontalo bisa sama-sama menjaga lingkungan, mencari solusi, dan berkolaborasi.

“Jadi, anak muda, pemerintah, akademisi, dan masyarakat bisa bersama-sama membuka ruang untuk diskusi dan melahirkan langkah konkret untuk mencegah krisis iklim,” ujar Felisitas dalam sambutannya.

Roadshow Campus ini telah diselenggarakan di delapan provinsi di Indonesia, dengan tema yang disesuaikan dengan isu lingkungan lokal.

KOMPARASI.ID
Keterangan Foto : Diskusi Institut Hijau Indonesia tema “Alarm Krisis Iklim dan Dialog Kaum Muda”

Di Gorontalo, para narasumber membahas berbagai isu terkait krisis iklim, seperti masalah yang dihadapi masyarakat pesisir, keberlanjutan pertambangan, serta perdagangan karbon.

Felisitas menyebutkan bahwa tema yang dibahas dalam setiap roadshow selalu disesuaikan dengan kondisi lokal masing-masing daerah.

“Sebagai gambaran, kemarin kami melaksanakan kegiatan yang sama di Kalimantan Tengah, dan membahas tentang food estate. Kami selalu menyesuaikan tema dengan isu lokal agar diskusi lebih relevan dan efektif,” katanya.

Salah satu poin penting yang disampaikan dalam kegiatan ini adalah peringatan dari Ketua Institut Hijau Indonesia, Chalid Muhammad, mengenai situasi darurat yang tengah dihadapi dunia.

Dalam penyampaiannya, Chalid mengungkapkan, dunia sedang menghadapi triple planetary crisis, perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi yang saling terkait dan mengancam kelangsungan hidup manusia.

“Seperti yang disampaikan oleh Bapak Chalid, kita sedang menghadapi tiga krisis sekaligus. Oleh karena itu, kita harus segera bertindak. Alarm krisis iklim ini harus menjadi pengingat bagi kita semua untuk bergerak dan melakukan perubahan,” ujar Felisitas, mengutip pernyataan Chalid.

Sebagai penutupan acara, Forum Group Discussion (FGD) diadakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk berbagi ide dan gagasan tentang bagaimana mengatasi krisis iklim di Gorontalo.

“diharapkan generasi muda Gorontalo dapat menjadi agen perubahan yang aktif berkontribusi dalam upaya menjaga lingkungan, serta menghadapi tantangan krisis iklim yang semakin mendesak.”tutupnya

Pada seminar tersebut, GLI menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai sektor, antara lain Defri Sofyan dari Simpul Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Gorontalo, Dr. Ir. Sutarni Arifin, S.Hut., M.Si, akademisi Universitas Negeri Gorontalo, Rahman Dako dari Jaring Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam (Japesda), dan Fathul Bari M.Pd, alumni Gre

Peserta yang hadir berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa hingga perwakilan masyarakat, saling berdiskusi untuk mencari solusi bersama.


**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *