KOMPARASI.ID – Periode emas Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) adalah fase krusial dalam perkembangan otak dan organ vital anak. Pada masa ini, kesadaran bahwa kualitas manusia berawal dari keluarga menjadi sangat penting.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Adin Bondar, dalam kegiatan sosialisasi bertajuk “Penguatan Literasi Keluarga sejak Dini dengan Membaca Nyaring”
Kegiatan ini, yang diadakan oleh Perpusnas berkolaborasi dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Perpusnas dan The Asia Foundation di Ruang Teater Perpusnas, Salemba, Jakarta Pusat, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan orang tua tentang pentingnya literasi bagi anak sejak usia dini.
Adin Bondar menjelaskan bahwa metode efektif untuk penguatan literasi adalah melalui membaca nyaring. “Selaras dengan target pembangunan nasional 2020-2024, prioritas Perpusnas adalah pembangunan revolusi mental dan pemajuan kebudayaan. Kegiatan ini merupakan salah satu wujud nyata dari upaya tersebut,” ujarnya.
Berdasarkan penelitian yang melibatkan 2.581 keluarga dengan status ekonomi-sosial rendah, ditemukan bahwa anak yang dibacakan cerita setiap hari menunjukkan perkembangan keterampilan berpikir dan berbahasa yang lebih baik di usia tiga tahun.
“Pada usia dini, ada jutaan sel otak yang berkembang, membutuhkan stimulus supaya otak bisa berkembang dengan baik. Sehingga ketika dewasa, memiliki motorik yang kuat dan kemampuan berbahasa yang baik karena telah dikenalkan kecakapan komunikasi sejak dini melalui membaca nyaring,” jelas Adin Bondar.
Pendiri Reading Bugs, Roosie Setiawan, menegaskan bahwa membaca nyaring merupakan salah satu cara efektif untuk memberikan stimulasi tersebut.
“Kemampuan linguistik sering kali tertinggal, padahal penting untuk mengungkapkan apa yang ada di pikiran anak dan menerima instruksi dari lingkungan. Semua instruksi itu menggunakan bahasa,” ujarnya.
Roosie memaparkan materi tentang pentingnya literasi sejak dini melalui membaca nyaring, manfaatnya, dan model-model untuk membacakan buku dengan menarik bagi anak.
Sementara itu, Ketua DWP Perpusnas, Teti Herawaty, menegaskan bahwa DWP Perpusnas berkomitmen untuk terus mendorong literasi keluarga sejak dini.
“Melalui program DWP Perpusnas ini, kami berharap dapat membantu para orang tua memahami pentingnya literasi dan memberikan stimulasi yang tepat bagi anak-anak mereka,” paparnya.
Perpusnas juga mengajak seluruh orang tua untuk menjadikan membaca nyaring sebagai kebiasaan dalam keluarga.
“Membaca nyaring tidak hanya bermanfaat bagi anak, tetapi juga dapat menjadi momen bonding yang menyenangkan antara orang tua dan anak,” pungkasnya.














