Roni-Adnan Siapkan Solusi Hilirisasi Pertanian untuk Sejahterakan Petani

Avatar

KOMPARASI.ID Arika Rajab, warga Dulamayo Utara, menyampaikan aspirasinya kepada pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir dan Adnan Entengo, terkait masalah pemasaran hasil pertanian. Pertemuan tersebut berlangsung pada Selasa (22/10).

Dengan penuh semangat, Arika mengungkapkan bahwa masalah utama yang dihadapi masyarakat Dulamayo Utara adalah sulitnya memasarkan hasil bumi.

Padahal, mayoritas warga di sana bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian.

“Setiap musim tanam jagung, kami harus membeli bibit dengan harga mahal. Namun, saat panen tiba, harga jual jagung justru lebih rendah daripada harga bibitnya,” ujar Arika, mengungkapkan keluhan para petani.

Menanggapi hal tersebut, Roni Sampir mengakui bahwa permasalahan serupa juga terjadi di berbagai wilayah lain di Kabupaten Gorontalo.

Ia menyatakan bahwa harga bibit yang tinggi saat musim tanam dan harga jual yang rendah saat panen menjadi tantangan utama yang dihadapi para petani.

Roni-Adnan berkomitmen untuk mengurangi beban petani dengan memberikan bibit unggul dan memastikan stabilitas harga hasil panen.

“Kami telah mengevaluasi bahwa harga komoditas cenderung turun saat panen raya. Ini sangat memprihatinkan, karena petani sering kali hanya memperoleh keuntungan kecil, bahkan ada yang hanya balik modal atau merugi,” jelas Roni.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pasangan Roni-Adnan berencana memperkuat hilirisasi produk pertanian.

Salah satu langkah yang akan diambil adalah mencari investor untuk membangun pabrik pakan ternak dengan bahan baku jagung, yang diharapkan dapat menyerap hingga 70 persen produksi jagung lokal.

“Selain mendatangkan investor, kami juga mempertimbangkan keterlibatan pemerintah daerah melalui BUMD untuk membangun pabrik pakan ternak. Dengan demikian, harga jagung di tingkat petani bisa lebih stabil,” tambahnya.

Roni juga menjelaskan bahwa harga pakan ternak di pasaran bisa mencapai Rp 12 ribu per kilogram, sementara mereka berencana membeli jagung dari petani dengan harga sekitar Rp 6 ribu per kilogram, yang tetap memberikan keuntungan bagi petani.

“Kami juga akan bekerja sama dengan tengkulak. Mereka bisa tetap mengambil keuntungan kecil, sementara harga yang ditetapkan pemerintah dapat diikuti oleh tengkulak. Dengan begitu, kesejahteraan petani akan lebih terjamin,” kata Roni.

Pabrik pakan ternak tersebut direncanakan akan dibangun di kawasan Pulubala, yang telah ditetapkan sebagai kawasan industri oleh Bupati sebelumnya, Prof. Nelson.

Dengan adanya pabrik di Pulubala, masyarakat dapat langsung menjual hasil pertanian mereka ke pabrik, sehingga pemasaran hasil bumi dapat lebih efisien dan menguntungkan.

“Kawasan Pulubala dipilih karena sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang telah ditetapkan sebelumnya,” jelas Roni, menutup pembicaraan.


**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *