Rakhmatiyah Deu dan Mimpi Sekolah Alam Pertama di Gorontalo, Asa Baru di Tengah Luka Banjir

KOMPARASI.ID Momentum Hari Patriotik Gorontalo ke-83, yang diperingati setiap 23 Januari, menjadi momen penuh harapan bagi masyarakat Desa Boneraya, Bone Bolango.

Komisi I DPRD Bone Bolango, yang dipimpin oleh Rakhmatiyah Deu, melakukan kunjungan istimewa ke SDN 1 Boneraya, sekolah yang hingga kini masih berjuang bangkit dari dampak banjir bandang yang melanda pada tahun 2020.

Banjir besar itu tak hanya merusak bangunan sekolah, tetapi juga mengubah wajah pendidikan di wilayah tersebut.

Proses belajar mengajar terpaksa dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain, bahkan ke rumah-rumah warga.

Namun, kunjungan ini membawa angin segar bagi para guru, siswa, dan masyarakat sekitar.

Baca Juga :  Anggaran Pokir DPRD Provinsi Gorontalo 2026 Turun, Hanya Tersisa Rp50,8 Miliar

Rakhmatiyah Deu mengungkapkan, tahun ini pemerintah telah berkomitmen untuk membangun kembali SDN 1 Boneraya dengan konsep yang belum pernah ada sebelumnya di Gorontalo, sekolah berbasis alam.

“Insya Allah, sekolah ini akan dibangun dengan konsep alam. Ini akan menjadi yang pertama di Gorontalo,” ujar Rakhmatiyah optimis.

Konsep sekolah alam ini tidak hanya menawarkan desain yang ramah lingkungan, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang lebih nyaman, inspiratif, dan harmonis dengan lingkungan sekitar.

Camat Boneraya, Hartian Nasibu, turut mendukung rencana ini. Ia mengakui bahwa kondisi SDN 1 Boneraya selama lima tahun terakhir jauh dari kata layak untuk mendukung proses belajar-mengajar.

Baca Juga :  Femmy Udoki: DPRD Provinsi Gorontalo Tidak Akan Tinggal Diam Soal Kebijakan UBMG

“Kami berharap pemerintah Kabupaten Bone Bolango lebih fokus dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Sekolah ini menjadi simbol penting bagi masa depan anak-anak di wilayah ini,” tutur Hartian.

Sementara itu, salah seorang guru di SDN 1 Boneraya dengan haru mengungkapkan pengalamannya selama lima tahun terakhir.

Proses belajar yang berpindah-pindah dari rumah ke rumah membuat mereka tidak hanya kehilangan fasilitas, tetapi juga semangat.

“Kami benar-benar menderita selama ini. Setiap hari melihat kondisi sekolah yang rusak, rasanya hanya bisa menangis. Kami sangat berharap program pembangunan ini dapat terealisasi,” katanya penuh harap.

Guru tersebut menegaskan, kebutuhan paling mendesak saat ini adalah adanya bangunan yang layak untuk mengembalikan semangat belajar siswa dan guru.

Baca Juga :  Ridwan Monoarfa: Lima Tahun 'GOROBA' Telah Menjawab Kebutuhan Sosial Gorontalo

Momentum Hari Patriotik Gorontalo kali ini menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah pilar penting dalam membangun masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *