KOMPARASI.ID – Alergi susu sapi (ASS) menjadi salah satu alergi makanan yang paling umum dialami anak-anak.
Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap protein dalam susu sapi, sehingga menimbulkan berbagai gejala yang dapat mengganggu kesehatan serta tumbuh kembang anak.
Menurut Kartu Deteksi Dini Alergi yang diterbitkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), risiko alergi pada anak dapat meningkat hingga 80 persen jika terdapat riwayat alergi dalam keluarga.
Tak heran, banyak orang tua yang khawatir anak mereka mengalami alergi makanan, termasuk alergi terhadap susu sapi.
Kekhawatiran ini bahkan mulai dirasakan sejak masa kehamilan, terutama bagi ibu yang memiliki latar belakang alergi dalam keluarganya.
Sayangnya, kurangnya pemahaman mengenai alergi susu sapi masih menjadi kendala. Banyak orang tua yang tidak menyadari gejala alergi pada anak mereka, sehingga penanganannya sering kali terlambat.
Padahal, gejala alergi susu sapi dapat bervariasi, mulai dari gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi, dan muntah, hingga gejala kulit seperti eksim serta pembengkakan pada bibir atau kelopak mata.
Dalam sesi edukasi di rangkaian acara Soyalympic 2025, dr. Felix, Sp.A, menegaskan pentingnya deteksi dini dan penanganan yang tepat dalam mengelola alergi susu sapi.
Ia menjelaskan bahwa gejala yang muncul bisa ringan hingga berat, bahkan sering kali menyerupai gangguan kesehatan lainnya.
Jika tidak ditangani dengan baik, alergi ini berisiko mengganggu pertumbuhan anak serta memengaruhi kesehatannya dalam jangka panjang.
“Pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi ini sangat diperlukan agar orang tua dapat segera mengambil langkah yang tepat,” ungkap dr. Felix dalam paparannya.
Bagi anak yang didiagnosis mengalami alergi susu sapi, orang tua perlu mencari alternatif nutrisi yang tetap bisa mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Salah satu solusi yang umum digunakan adalah susu formula berbasis isolat protein soya atau kedelai. Selain itu, terdapat juga opsi lain seperti susu dengan formula hidrolisat ekstensif atau berbasis asam amino, yang biasanya direkomendasikan oleh dokter sesuai dengan tingkat keparahan alergi anak.
Meskipun begitu, dr. Felix menyarankan agar orang tua selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memilih alternatif nutrisi bagi anak mereka.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pilihan yang diberikan sudah sesuai dan tetap memenuhi kebutuhan tumbuh kembang si kecil secara optimal.
Memahami gejala dan solusi nutrisi yang tepat, orang tua dapat lebih sigap dalam menghadapi alergi susu sapi pada anak mereka.
Deteksi dini serta pemilihan asupan yang tepat akan sangat membantu dalam memastikan anak tetap tumbuh sehat dan berkembang dengan baik.













