KOMPARASI.ID – Di tengah riuh politik Gorontalo yang kerap didominasi wajah lama dan nama besar, Limonu Hippy hadir sebagai pembeda.
Ia adalah anak kampung yang meniti hidup dari bawah, pernah menjadi anak terminal, sopir taxi mikrolet, bertani, nelayan, hingga pernah menjelajahi hutan hanya mengais rezeki mengambil rotan.
Lahir dan besar di tanah Pohuwato, Limonu menghabiskan masa mudanya dalam balutan nilai gotong royong dan kedekatan sosial yang kuat. Modal itu kelak menjadi napas dalam laku politiknya.
Jiwa sosialnya terbangun sejak saat 15 tahun pekerja partisipatif sebagai pelaku Program pemberdayaan masyarakat.
Dari pengalaman itu ia pernah menjadi Comunity fasilitator (CF) sebagai mitra Bappeda Pohuwato dalam perencanaan Pembangunan, juga pernah menjadi staf Ahli di DPRD Kabupaten Pohuwato.
Tahun 2024 menjadi penanda arah baru bagi Limonu. Dengan dukungan akar rumput yang mengalir deras, ia memberanikan diri mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari Partai Gerindra, bertarung di dapil Boalemo–Pohuwato.
Tak banyak yang menduga, ia berhasil lolos. Kepercayaan itu lalu diemban penuh tanggung jawab.
Di berbagai sudut jalan Pohuwato, baliho Limonu sempat ramai terpampang. Menariknya, spanduk-spanduk itu bukan hasil dari strategi partai, melainkan inisiatif murni masyarakat pendukung yang menamakan diri mereka di “Limonu Center”.
Sebuah gerakan akar rumput yang merasa suara mereka telah terwakili oleh sosok yang mereka kenal sejak lama.
Di parlemen provinsi, Limonu duduk di Komisi II dan Badan Anggaran.
Komisi yang membidangi sektor ekonomi dan keuangan ini membawahi mitra kerja strategis seperti Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Kumperindag, ESDM, Ketenagakerjaan, hingga Dinas Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal.
Bidang-bidang itu bukan sekadar data baginya, itu denyut hidup masyarakat yang ia wakili.
Tak puas hanya di balik meja sidang, Limonu dikenal aktif turun langsung ke lapangan menyapa konstituennya.
Ia kerap menyerap aspirasi secara langsung, mengunjungi warga di kampung-kampung, dan mendengarkan keluhan mereka.
Semua itu dibawa ke ruang sidang, diperjuangkan dalam forum-forum resmi bersama OPD hingga Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
Bagi Limonu, menjadi anggota dewan adalah tugas pengabdian dan bukan sekadar karier kekuasaan, tapi amanah.
Dalam forum-forum formal, ia dikenal kalem namun tegas. Ia menyuarakan pentingnya program-program pemberdayaan, pembangunan infrastruktur dasar, penyediaan layanan kesehatan dan pendidikan yang layak, serta pembukaan lapangan kerja yang nyata.
Kini, perjalanan politik Limonu Hippy masih terus berlangsung.
Ia belum selesai. Dalam diamnya yang bersahaja, ia tetap mengawal harapan rakyat yang menitipkan suara.
Harapannya sederhana, agar suatu hari Pohuwato tak lagi hanya dikenal karena kekayaan alamnya, tapi juga karena rakyatnya yang hidup layak, sejahtera, dan dihargai.
