Atlet Sepak Bola Gorontalo Terancam Gagal Berangkat Popnas, Dispora dinilai Tutup Mata

KOMPARASI.ID Harapan tim sepak bola pelajar Gorontalo untuk berlaga di ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2025 di Jakarta kini di ujung tanduk.

Syaiful Yahya Kepala Pelatih Popnas Sepak Bola mengatakan, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Gorontalo menyampaikan, tidak ada anggaran yang tersedia untuk memberangkatkan para atlet.

Kabar itu membuat pelatih dan pemain terpukul. Mereka yang selama ini berlatih keras di bawah terik matahari, kini harus memikirkan cara mencari biaya tiket ke Jakarta.

“sejauh ini sejak pra Popnas untuk berlatih, Air minum kami beli sendiri, lapangan kami sewa. Bahkan token listrik stadion kami yang beli,” kata Syaiful Yahya, Pelatih Kepala Tim Popnas Sepak Bola Gorontalo, kepada Komparasi.id, Kamis (24/10/2025).

Syaiful menyebut, semangat anak-anak asuhnya tak pernah padam meski berlatih tanpa bantuan pemerintah. Namun kabar dari Dispora membuat mereka tertegun.

Baca Juga :  KONI Gorontalo Dorong Sport Tourism Lewat Half Marathon 2025

Menurutnya, sejak awal Dispora menjanjikan dukungan, tapi saat waktu keberangkatan semakin dekat, semua janji hilang tanpa kepastian.

Kata Syaiful, Dispora Gorontalo sempat mengajukan anggaran Rp1,2 miliar untuk pelaksanaan Popnas seluruh cabang olahraga (cabor). Namun, Gubernur Gorontalo hanya menyetujui Rp300 juta.

Dana itu pun disebut hanya dialokasikan untuk cabor di bawah PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar), sehingga tim sepak bola Popnas tidak termasuk penerima.

“Kami diminta cari sponsor. Padahal kami membawa nama Pemprov Gorontalo ke tingkat nasional,” ujar Syaiful dengan nada kecewa.

Tak berhenti di situ, Dispora bahkan sempat mengusulkan penggunaan Dana BOS dari sekolah-sekolah untuk menutupi biaya tiket para atlet.

Namun, setelah dikaji oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Gorontalo, usulan tersebut dinyatakan tidak bisa dilakukan.

“Kadispora sempat menyurat ke Sekda dan Dikbud, tapi setelah ditelaah, disampaikan bahwa dana BOS tidak boleh digunakan untuk kegiatan seperti ini,” jelas Syaiful.

Baca Juga :  Biliar Bukan Sekadar Hiburan, Lahirkan Atlet prestasi dari Gorontalo ke PON

Karena tidak ada solusi lain, Dispora kemudian kembali menyarankan agar pelatih dan atlet mencari sponsor pribadi untuk menanggung tiket keberangkatan.

“Padahal ini kegiatan resmi Kemenpora. Harusnya pemerintah hadir, bukan menyuruh kami mencari uang sendiri,” tambahnya.

Di tengah situasi itu, para atlet tetap berlatih rutin di Lapangan Kompi Liluwo, Kota Gorontalo, setiap sore. Tak ada asupan gizi tambahan, tak ada suplemen, bahkan tak pernah ada pejabat Dispora yang datang sekadar menyapa.

“Jangankan bantuan latihan, menengok kami latihan pun tidak pernah,” tutur Syaiful.

Meski minim fasilitas, tim sepak bola Popnas Gorontalo berhasil menembus 13 besar nasional dari 38 provinsi yang bertanding pada Pra-Popnas 2024.

Mereka bahkan mengalahkan tim kuat seperti Papua Barat, Maluku, Papua, dan Sulteng.

Baca Juga :  KONI Pusat Putuskan Musorcab KONI Kabupaten Gorontalo 2025 Diulang

Namun prestasi itu justru tak dibarengi dukungan. “Kami hanya butuh tiket. Akomodasi dan konsumsi selama di Jakarta sudah ditanggung panitia pusat,” tegasnya.

Syaiful menilai, sikap pemerintah provinsi kali ini mencederai semangat generasi muda Gorontalo.

Menurutnya, anak-anak itu berlatih bukan untuk pujian, melainkan untuk kehormatan daerah.

“Kami tidak butuh tepuk tangan. Kami hanya ingin diakui, bahwa perjuangan ini juga untuk Gorontalo,” tuturnya lirih.

l

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *