KOMPARASI.ID – Sekretaris DPD I Golkar Provinsi Gorontalo, Paris Jusuf buka suara terkait polemik pencopotan Marten Taha,kader sekaligus Ketua DPD II Golkar Kota Gorontalo.
Menurut Paris Jusuf, pencopotan Marten Taha usai maju sebagai Cawagub yang didusung olah partai lain, telah sesuai mekanisme.
“Golkar mencopot karena itu adalah mekanisme,” kata Paris saat diwawancara usai Pelantikan DPRD Provinsi Gorontalo, Senin (09/09/2024).
Baca Juga : Erwin Ismail : Koalisi Demokrat-Golkar Jadi Kunci Kemenangan Pasangan Gusnar-Idah
Paris menjelaskan, bahwa pada hari sabtu (07/09/2024) pengurus DPD I Golkar mengundang Marten Taha untuk melakukan klarifikasi kepada pihak partai.
Klarifikasi tersebut, kata Paris, terkait Marten Taha yang maju sebagai cawagub tanpa adanya rekomendasi atau arahan dari partai.
Saat dilakukan klarifikasi, lamjut Paris, dirinya menanyakan dua hal kepada Marten Taha.
“Kenapa bapak jadi begini? Apakah sudah berkonsultasi dengan pak Rusli Habibie?,” kata Paris saat mengulangi pertanyannya ketika berbicara dengan Marten Taha.
Baca Juga : Maju ke Pilgub 2024, Marten Tegaskan Tak Bawa Nama Partai
Lebih lanjut Paris mengatakan, jika ada kader tidak sesuai dengan arahan partai, maka harus siap untuk menerima konsekuensi yang ada.
“Ada surat dari DPP Golkar bagi siapa yang tidak mendukung partai Golkar dalam pencalonan Gubernur, maka diambil langkah-langkah tegas sesuai aturan,” ungkapnya.
Terkait hal ini, kata PAris, Marten taha sudah membenarkan dan mengakui serta menyatakan siap untuk diberikan sanksi oleh partai Golkar.
“Selanjutnya Golkar akan melakukan mekanisme sesuai aturan partai yaitu mencopot Marten Taha dari ketua DPD II Golkar Kota Gorontalo serta melaksanakan pleno pemilihan ketua Plt yang baru,” tandasnya.(*)