KOMPARASI.ID – Dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Limboto mengadakan sosialisasi tatap muka dengan puluhan mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan ekstra kampus.
Acara ini berlangsung di Sekretariat HMI-KAHMI Kecamatan Limboto pada Rabu, (16/10/2024).
Hardiman Tolingi, anggota PPK Limboto yang juga menjabat di Divisi Sumber Daya Manusia, Sosialisasi, dan Partisipasi Masyarakat, menekankan pentingnya sosialisasi ini.
“Pilkada serentak 2024 adalah bagian dari proses pemilihan yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia, termasuk Kabupaten Gorontalo,” ujarnya.
Hardiman menjelaskan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai tahapan pelaksanaan Pilkada kepada masyarakat, terutama pemilih pemula.
“KPU Kabupaten Gorontalo berkewajiban untuk memastikan masyarakat memahami pentingnya setiap tahapan Pilkada,” tambahnya.
Pilkada serentak ini merupakan yang pertama setelah suksesnya Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) pada 14 Februari 2024.
“Ini adalah momentum penting bagi demokrasi kita,” kata Hardiman.
Dalam kesempatan itu, Hardiman juga menyoroti peran pemilih muda dalam menentukan masa depan daerah.
“Masa depan daerah ini ada di tangan pemilih, terutama pemilih pemula. Kami berharap teman-teman tidak hanya menyerap informasi ini, tetapi juga menyebarkannya kepada masyarakat luas,” ujarnya, mengingatkan bahwa pemilihan kepala daerah akan berlangsung pada 27 November 2024.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Gorontalo, Jefri Polinggapo, yang turut hadir sebagai narasumber, mengungkapkan bahwa kesadaran politik di kalangan pemilih pemula masih cenderung labil.
“Pemilih pemula sering kali masuk dalam kategori unstable voters, karena belum memiliki ideologi politik yang kuat dan mudah terpengaruh lingkungan sekitar,” jelasnya.
Jefri menambahkan bahwa pemilih pemula cenderung lebih bersih dari pragmatisme politik.
“Mereka tidak tergolong partisan,” katanya.
Untuk itu, ia menyarankan agar KPU, melalui PPK, lebih aktif memanfaatkan media sosial sebagai platform sosialisasi, mengingat generasi Z sangat akrab dengan teknologi digital.
“Media sosial adalah salah satu strategi sosialisasi yang paling efektif untuk menggaet generasi Z sebagai pemilih pemula,” imbuhnya.
Selain itu, Jefri juga merekomendasikan agar KPU memperkuat koordinasi dengan pihak desa melalui integrasi data kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil).
“Integrasi data kependudukan akan membantu memastikan partisipasi yang lebih maksimal dan data yang lebih akurat, sehingga demokrasi bisa terlaksana dengan jujur dan adil,” tutupnya.