Menjenguk Mantan Gurunya di Bangku SD, Bukti Prof. Nelson Tidak Pernah Melupakan Jasa Seorang Guru

Avatar

KOMPARASI.ID – Pada usia yang tidak lagi muda, seorang anak tetap ingat akan jasa gurunya.

Itulah yang terjadi pada Prof. Nelson Pomalingo, seorang tokoh pendidikan sekaligus calon Gubernur Gorontalo, yang tidak pernah melupakan figur penting dalam hidupnya, Ibu Zenab Suronoto, gurunya di SDN Buhu.

Pada Ahad (13/10), kabar bahwa Ibu Zenab, yang kini tinggal di Desa Tabulo, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo, tengah sakit, segera membuat hati Prof. Nelson tergerak.

Meski kesibukan sebagai calon pemimpin daerah membelenggunya, ia memilih untuk mengunjungi Ibu Zenab, seorang guru yang telah mengajarinya banyak hal semasa kecil.

Ketika Prof. Nelson tiba di rumah sederhana Ibu Zenab, ia disambut dengan kehangatan luar biasa.

Ibu Zenab, meski terkejut dengan kedatangan tamu yang luar biasa, langsung bangkit, menyalami murid yang dulu ia ajar di kelas III.

Di balik senyumnya yang penuh rasa haru, terucap kata-kata yang menunjukkan betapa dalamnya ikatan mereka.

“Masih ingat, Nelson, anak pintar dan anak sulung Pak Kepala Sekolah Sukarno Pomalingo,” ucapnya, mengenang masa-masa lalu saat Nelson masih duduk di bangku sekolah dasar.

Momen singkat itu seolah membawa mereka kembali ke era 1969-1970, saat SDN Buhu masih sebuah sekolah terpencil yang membutuhkan perjuangan ekstra.

Ibu Zenab, yang kini sudah berusia lebih dari 80 tahun, mengenang bagaimana ia tinggal di rumah orang tua Nelson, yang juga menjadi Kepala Sekolah, di tengah keterbatasan fasilitas di masa itu.

“Saat itu, belum ada perumahan guru, jadi saya tinggal di rumah orang tua Nelson. Bapak saya Kepala Sekolah, Ibu saya juga Guru,” kenang Ibu Zenab.

Prof. Nelson, yang dikenal cerdas sejak kecil, ternyata sudah menunjukkan prestasi luar biasa saat masih SD. Ibu Zenab tak bisa melupakan betapa Nelson sering menjadi juara dan satu-satunya siswa yang bisa berbahasa Indonesia, meski di tengah lingkungan yang mayoritas menggunakan Bahasa Gorontalo.

Kenangan itu semakin terpatri ketika Ibu Zenab bercerita bagaimana Nelson melompat kelas dari kelas IV langsung ke ujian kelas VI, dan berhasil meraih nilai terbaik.

“Saat itu, Nelson hanya membutuhkan empat tahun untuk menyelesaikan SD-nya,” tambahnya dengan bangga.

Tak hanya mengenang masa lalu, Ibu Zenab juga menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada Prof. Nelson dan istrinya, Prof. Fory Armin Naway, atas kunjungannya yang begitu berarti di saat ia sedang sakit.

“Semoga Nelson tetap semangat, tabah menghadapi semua tantangan dan kendala,” doa Ibu Zenab, berharap yang terbaik bagi muridnya yang kini berjuang untuk kemajuan Gorontalo.

Dalam suasana yang penuh haru itu, Prof. Nelson, dengan penuh rasa hormat, berterima kasih kepada gurunya atas segala bimbingan yang diberikan.

“Ibu Zenab adalah guru terbaik saya, yang telah mengantarkan saya meraih cita-cita,” ujarnya dengan tulus.

Sebelum berpamitan, mereka pun berdoa bersama, berharap agar Ibu Zenab selalu diberi kesehatan dan panjang umur, sebagai tanda terima kasih yang tak terhingga atas semua jasanya.

Kisah ini mengingatkan kita betapa besar peran guru dalam membentuk masa depan murid-muridnya. Tidak ada waktu yang terlalu lama untuk mengenang jasa seorang guru, karena mereka adalah pahlawan sejati dalam hidup kita.


**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *