KOMPARASI.ID – Provinsi Gorontalo bukan hanya rumah bagi keanekaragaman satwa, tetapi juga flora unik yang jarang dikenal luas.
Salah satunya adalah Malahengo, tanaman endemik khas Gorontalo yang kini menghadapi ancaman serius terhadap kelestariannya.
Malahengo merupakan tumbuhan endemik yang keberadaannya semakin langka akibat eksploitasi batang pohonnya.
Batang pohon ini sering dimanfaatkan sebagai tiang penyangga rumah tradisional, sementara kesadaran masyarakat untuk membudidayakannya masih minim.
Menurut Wajir, Manajer Persemaian Permanen Gorontalo, populasi Malahengo hanya tersisa di dua lokasi.
Setelah diidentifikasi oleh BPDAS (Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung), hanya terdapat 20 pohon indukan di Hutan Tilongkabila dan 21 pohon di Hutan Bongohulawa, Kabupaten Gorontalo. Di luar wilayah tersebut, sudah tidak ditemukan sama sekali.
BPDAS Gorontalo melakukan berbagai langkah strategis untuk menyelamatkan Malahengo dari kepunahan. Salah satunya adalah pembudidayaan melalui pemindahan bibit dari hutan liar ke Persemaian Permanen Gorontalo.
BPDAS saat ini terus mencari indukan di hutan liar, lalu mencabut bibit yang tumbuh di bawahnya. Bibit ini kemudian ditanam di polibag dan dirawat selama tiga bulan di area penyemaian sebelum dipindahkan ke area terbuka.
Hingga kini, persemaian telah memiliki satu pohon indukan Malahengo yang ditanam sejak 2015 dan kini berusia sekitar 6 tahun.
Dalam upaya pelestarian, BPDAS juga telah mendistribusikan sekitar 20 ribu bibit Malahengo kepada masyarakat pada tahun lalu.
Saat ini, hanya tersisa 2 ribu bibit di persemaian, yang menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya membudidayakan tanaman ini.
Selain digunakan sebagai bahan konstruksi rumah, Malahengo juga memiliki buah yang dapat dikonsumsi. Buahnya menyerupai anggur, dengan tekstur lembut dan warna serupa, menambah nilai ekonomis dan ekologis dari tanaman ini.
BPDAS sangat berharap masyarakat Gorontalo semakin giat menanam Malahengo, mengingat manfaatnya yang luar biasa dan perannya dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Untuk mendapatkan bibit Malahengo di persemaian, masyarakat hanya perlu membawa fotokopi KTP. Namun, Wajir menegaskan bahwa bibit ini tidak boleh diperjualbelikan karena merupakan subsidi pemerintah.
Tanaman ini tergolong endemik dan dilindungi. Jika ada yang menjual bibitnya, itu bisa berurusan dengan ranah hukum.
Melalui kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, harapan besar muncul untuk menyelamatkan Malahengo dari kepunahan.
Gorontalo tidak hanya akan mempertahankan flora endemiknya, tetapi juga mewariskannya kepada generasi mendatang sebagai bagian dari kekayaan hayati yang tak ternilai.