KOMPARASI.ID – Nama Vera Mulyani mungkin belum banyak dikenal di Indonesia, tetapi gagasannya telah melampaui batas planet Bumi. Perempuan asal Indonesia ini mendirikan Mars City Design, sebuah inisiatif perencanaan kota pintar berkelanjutan di planet Mars.
Berbasis di Los Angeles, California, Amerika Serikat, proyek ini menjadi tonggak inovasi untuk kehidupan manusia antarplanet.
Didirikan pada 2015, Mars City Design menjadi pelopor dalam perencanaan pemukiman manusia di luar Bumi. Proyek ini dikenal luas melalui kompetisi tahunan yang berlangsung antara 2015 hingga 2020, memperkenalkan desain konseptual hingga pembuktian konsep untuk kehidupan di Mars.
“Debut kami, kompetisi tahunan Mars City Design 2015-2020, dari desain konseptual hingga inovasi dan pembuktian konsep, telah secara signifikan memengaruhi pengembangan konsep kehidupan berkelanjutan di Mars di seluruh dunia, dengan total lebih dari 100 juta tayangan global. Ini termasuk pekerjaan penelitian dan pengembangan yang dilakukan di NASA dan badan antariksa komersial,” tulis pernyataan di situs resmi marscitydesign.com.
Astronot Amerika Serikat sekaligus mantan Komandan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), Terry Virts, menyebut Mars City Design sebagai proyek yang penting. Menurutnya, gagasan arsitektur seperti ini diperlukan ketika manusia tinggal di luar angkasa.
“Desain Kota Mars sangat berpengaruh karena memperhitungkan aspek fungsional, praktis, dan artistik. Konsep ini mempertimbangkan elemen manusia, penting bagi mereka yang akan tinggal, bukan sekadar berkunjung ke sana,” kata Virts.
Ia juga menekankan bahwa tinggal di Mars akan menjadi pembelajaran penting bagi manusia untuk menghadapi lingkungan ekstrem dan memperkuat rasa persatuan sebagai spesies multi-planet.
Sebagai pendiri, Vera Mulyani menjelaskan bahwa Mars City Design bertujuan menciptakan prototipe kota berkelanjutan di Mars.
“Kami harus mencari cara menggunakan sumber daya in situ di Mars untuk membangun pemukiman pertama di sana,” ujar Vera dalam wawancara pada 17 Maret 2023.
Proyek ini juga mencerminkan kebutuhan manusia untuk berpikir ulang tentang keberlanjutan komunitas dan sumber daya, baik di Bumi maupun di Mars.
“Jika kita tidak merencanakan dengan benar, kita hanya akan mengulangi kesalahan yang sama di tempat baru. Ini adalah langkah awal untuk menciptakan evolusi menuju kemajuan,” tambah Vera.
Meski visi tersebut masih berupa spekulasi, Vera percaya bahwa ide-ide ini dapat menjadi landasan bagi pengembangan kehidupan manusia di luar planet Bumi. Ia juga menyoroti kemungkinan adanya kehidupan di Mars, mengingat bukti keberadaan air yang ditemukan.
“Di mana ada air, ada kehidupan. Saya percaya ada organisme extremophile yang hidup di bawah permukaan Mars,” pungkasnya.
**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel