Bisnis  

Penurunan BI Rate 2025, Dampak Positif bagi Perbankan dan Prospek IHSG

Foto : Indeks Harga saham gabungan
Foto : Indeks Harga saham gabungan

KOMPARASI.IDPenurunan BI Rate diperkirakan akan memberi dampak signifikan bagi perekonomian nasional, dengan sektor perbankan menjadi yang paling merasakan dampak positifnya.

Penurunan suku bunga acuan ini akan menurunkan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB), yang secara langsung berpengaruh pada penurunan biaya dana (cost of fund) bagi perbankan. Implikasinya, bunga simpanan dapat turun, dan bunga kredit akan menyusul.

“Penurunan suku bunga acuan akan menguntungkan perbankan, terutama yang memiliki porsi deposito tinggi terhadap total dana pihak ketiga (DPK). Sebagai contoh, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang memiliki porsi 52 persen, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) 38 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 36 persen,” ungkap riset BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), dikutip Senin (20/1/2025).

Baca Juga :  Rayakan Hari Pelanggan Nasional, BRI Gorontalo Tegaskan Komitmen Layanan Prima

Lebih lanjut, riset BRIDS menambahkan bahwa penurunan BI Rate juga akan mengurangi tekanan terhadap PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), yang keduanya memiliki porsi deposito dengan kategori khusus sekitar 40 persen dari total DPK.

Tak hanya itu, penurunan imbal hasil obligasi dan surat berharga lain, termasuk sekuritas rupiah Bank Indonesia (SRBI), berpotensi meningkatkan likuiditas perbankan. Imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun juga menunjukkan tren penurunan yang signifikan.

Menurut BRIDS, penurunan BI Rate menjadi 5,75 persen membuka peluang strategis bagi bank untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat kinerja keuangan.

Sebagai contoh, selama periode penurunan BI Rate pada 2016-2018 yang mencapai 125 bps, sektor perbankan mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam harga saham.

Baca Juga :  TikTok Meminta agar Tetap Beroperasi di Pasar Indonesia Tuai Kontroversi, Terkait Monopoli dan Social Commerce

“Karena saham perbankan memiliki bobot yang besar dalam pembentukan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), yang mencapai hampir 30 persen, maka IHSG akan terangkat seiring dengan kenaikan saham perbankan,” kata BRIDS.

BRIDS memperkirakan BI Rate dapat turun lagi 25 bps pada semester II-2025. Oleh karena itu, mereka mempertahankan target IHSG di level 7.850 pada akhir 2025, dengan proyeksi laba per saham (earnings per share/EPS) tumbuh 6,5 persen dan PER 13 kali.

Salah satu bank yang diuntungkan dari penurunan BI Rate adalah BBNI. Penurunan ini akan memberikan sejumlah sentimen positif, termasuk efisiensi biaya dana.

Struktur pendanaan BNI memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan beban bunga lebih cepat seiring dengan penurunan BI Rate.

Baca Juga :  BRI Gorontalo Gelar Buka Puasa dan Santunan Yatim

Selain itu, portofolio pinjaman yang fleksibel, dengan kombinasi pinjaman berbunga tetap dan mengambang, memungkinkan BBNI untuk menjaga margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tetap stabil. Terakhir, penguatan likuiditas akan semakin memperkokoh posisi BBNI di pasar.

l

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *