KOMPARASI.ID – Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, bersama Ketua Tim Penggerak PKK, Nani Mokodongan, mengikuti prosesi adat Moloopu.
Moloopu sebagai sebuah tradisi sakral yang menandai peralihan seorang kepala daerah ke rumah jabatan atau yiladia.
Prosesi dimulai dari kediaman pribadi Gusnar di Kelurahan Dulomo Selatan, Kecamatan Kota Utara. Di sini, serangkaian tahapan adat berlangsung.
Mopobulito, atau pengaturan tempat duduk, menjadi langkah awal sebelum masuk ke mopodungga lo adati potidungu, yakni penyerahan oleh keluarga kepada pemangku adat.
Kemudian, Gusnar menjalani mopobotulo to utaeya, prosesi menaiki kendaraan yang akan membawanya ke rumah jabatan.
Tiba di depan rumah jabatan, prosesi berlanjut. Gusnar dan istrinya turun dari kendaraan dalam ritual mopolahu mondo utaeya, lalu diarahkan menuju gerbang melalui mopodiyambango dan mopotupalo du’a prosesi yang menandai masuknya pemimpin ke lingkungan rumah jabatan secara adat.
Selain diiringi pemangku adat, penyambutan juga dilakukan oleh Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan Provinsi Gorontalo. Prosesi kali ini terasa lebih istimewa karena bertepatan dengan 1 Ramadan 1446 Hijriah.
“Saya yakin ini bukan kebetulan, melainkan bagian dari takdir yang telah digariskan Allah SWT. Semoga ini menjadi pertanda baik bagi kemajuan Gorontalo,” kata Gusnar, Sabtu (1/3/2025).
Secara harfiah, Moloopu berarti memangku. Maknanya, seorang pemimpin diangkat secara adat sebelum menempati rumah jabatan.
Lebih dari sekadar seremoni, Moloopu adalah bentuk penghormatan dan pengakuan dari masyarakat adat Uduluwo Limo Lopohalaa terhadap pemimpinnya.
Tradisi ini juga mengacu pada filosofi masyarakat Gorontalo, “Adati hula-hula’a to syaraa, syaraa hula-hula’a tokitabi” atau adat bersendikan syariat, dan syariat bersendikan kitabullah.
Prinsip ini menggarisbawahi bahwa seorang pemimpin harus berpegang teguh pada adat dan nilai-nilai Islam dalam menjalankan tugasnya.
Tak hanya tokoh adat dan masyarakat, prosesi Moloopu Gusnar Ismail juga dihadiri oleh Penjabat Gubernur Gorontalo pertama, Tursandi Alwi, serta unsur Forkopimda, tokoh agama, dan keluarga besar. Kehadiran mereka semakin mengukuhkan bahwa adat dan kepemimpinan di Gorontalo senantiasa berjalan beriringan.
**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel