Adam Malik, Antara Triumvirat Kekuasaan dan Bayangan CIA dalam Sejarah Indonesia

Adam Malik/sumber foto : RRI.co.id

KOMPARASI.ID – Adam Malik mungkin merupakan salah satu tokoh paling penting dalam sejarah Indonesia. Ia adalah anggota Triumvirat yang memegang peranan kunci pada awal pemerintahan Orde Baru, bersama dengan Soeharto dan Sultan Hamengkubuwono IX.

Namun, tak disangka bahwa tokoh yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden ke-3 Indonesia ini pernah dituduh sebagai agen CIA. Ya, mungkin terdengar tidak percaya. Adam Malik pernah dituduh sebagai agen Badan Intelijen Amerika Serikat, CIA. Menarik, bukan?

Pertanyaannya muncul setelah pembacaan buku oleh jurnalis The New York Times, Tim Weiner, yang berjudul “Legacy of Ashes: The History of the CIA”, yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2006. Buku ini mengandung pernyataan kontroversial yang menyebutkan bahwa Adam Malik adalah agen CIA.

Weiner adalah penulis yang dihargai dengan National Book Award for Nonfiction, beberapa sumber juga menyebutnya pemenang Pulitzer, dan bukunya didasarkan pada 50 ribu arsip CIA, wawancara dengan ratusan mantan agen CIA, serta pengakuan dari 10 mantan Direktur CIA.

Baca Juga :  Sejarah Malam Lailatul Qadar di Bulan Suci Ramadhan

Dalam bagian yang membahas operasi-operasi CIA di Asia Tenggara, Weiner secara spesifik menguraikan peristiwa-peristiwa di sekitar tahun 1965, terutama sehubungan dengan gejolak politik yang mengakhiri era kekuasaan Soekarno dan dianggap bersekutu dengan PKI.

Di tengah kekisruhan politik tersebut, Weiner menyebut bahwa CIA memiliki beberapa agen di pemerintahan dan militer Indonesia, termasuk Adam Malik.

Weiner menyatakan bahwa Adam Malik, seorang eks-Marxis yang pernah ditugaskan oleh Soekarno sebagai Dubes untuk Uni Soviet, berselisih pendapat dengan Soekarno pada tahun 1964. Sebagai hasilnya, ia bertemu dengan agen CIA bernama Clyde McAvoy di safe house CIA di Jakarta.

McAvoy, seorang agen berpengalaman yang sebelumnya terlibat dalam pemilihan Perdana Menteri di Jepang, dipindahtugaskan ke Jakarta dengan misi menembus PKI dan pemerintahan Soekarno.

Baca Juga :  Sejarah Singkat Bawaslu Kota Gorontalo

McAvoy mengklaim bahwa ia merekrut Adam Malik, menyebutnya sebagai the highest-ranking Indonesian we ever recruited. Setelah perekrutan ini, CIA mendapat persetujuan untuk melaksanakan aksi rahasia guna mengubah arah politik Indonesia.

CIA dikatakan berperan besar dalam mengkonsolidasikan kepemimpinan troika dengan tokoh-tokoh utama, termasuk Adam Malik.

Adam Malik, yang memiliki hubungan dengan CIA, disebut menggunakan relasinya tersebut untuk mengadakan pertemuan dengan Dubes AS untuk Indonesia, Marshall Green.

Hal ini kemudian dikaitkan dengan lahirnya Kesatuan Aksi Pengganyangan Gerakan Tiga Puluh September (KAP Gestapu). Adam Malik, yang menduduki posisi penting pada saat itu, akhirnya diangkat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia.

Menurut Weiner, AS juga disebut menyetujui pencalonan Adam Malik sebagai Presiden Majelis Umum PBB pada tahun 1971 karena hubungannya dengan CIA. Meskipun kisah ini terdengar dramatis, yang pasti, ini membuktikan pengaruh besar CIA dalam politik Indonesia.

Baca Juga :  Linula Limutu dan 2 Perjanjian Perdamaian yang Sakral

Beberapa pihak bahkan mengklaim bahwa pengaruh ini masih terjadi hingga hari ini, meskipun sulit untuk membuktikannya.

Yang jelas, isu tentang keterlibatan negara seperti AS dalam menentukan arah perjalanan negara kita menimbulkan pertanyaan tentang kedaulatan. Apakah isu-isu sejenis ini akan muncul lagi pada tahun 2024? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

l

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *