KOMPARASI.ID- Peta poltik Indonesia nampaknya akan semakin menarik dan penuh semangat menjelang Pilpres 2024, terlebih Partai Gerindra di berbagai daerah telah meriah merayakan deklarasi dukungan mereka kepada Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.
Ada beberapa alasan yang mendasari dukungan ini, dan semuanya terlihat segar dan penuh semangat.
Menurut pengamat politik dari Universitas Langlangbuana Bandung, Rafih Sri Wulandari, tindakan DPC dan DPD Gerindra yang mencalonkan Gibran sebagai cawapres adalah untuk menciptakan efek “Jokowi” agar Prabowo bisa memenangkan Pilpres 2024.
Mereka berharap bahwa popularitas Jokowi dapat memberikan keuntungan besar dalam kontes politik yang akan datang.
Selain itu, Gibran diharapkan dapat membantu Gerindra mendapatkan dukungan dari generasi muda. Survei telah menunjukkan bahwa pemilih muda merupakan kelompok pemilih terbesar dalam Pemilu 2024,
Dengan pemilih pemula yang mencapai lebih dari 20 persen. Ini adalah target utama bagi Gerindra, yang berharap dapat menarik perhatian dari kalangan milenial.
“Seperti itu, jadi sebenarnya subtansinya kesitu, jadi kenapa Gibran itu dianggap seksi gitu ya untuk menjadi cawapres,” imbuhnya dilansir dari detik.com
Rafih juga menyebutkan bahwa Gerindra membutuhkan sosok muda dalam kontes politik tahun depan, terutama karena Prabowo adalah sosok senior.
Gibran diharapkan dapat mengatasi kekurangan ini karena ia masih muda dan memiliki karir yang panjang. Terlebih lagi, dampak popularitas Jokowi juga dapat memberikan keuntungan signifikan.
Lebih lanjut, Rafih menyatakan bahwa kemungkinan Gibran menjadi cawapres Prabowo akan menimbulkan perpecahan di tubuh PDIP. Gibran saat ini adalah kader PDIP dan hal ini telah memicu perdebatan dan perpecahan, yang bisa saja memiliki efek positif dan negatif di mata publik.
Namun, Rafih menekankan bahwa yang paling penting dalam Pilpres adalah sosok capres dan cawapres itu sendiri, bukan hanya partai politik yang mendukung mereka.
Rafih juga mencatat bahwa kepastian apakah Gibran bisa menjadi cawapres atau tidak akan bergantung pada keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batas usia capres dan cawapres, apakah tetap 40 tahun atau turun menjadi 35 tahun.
Keputusan MK ini dijadwalkan akan diumumkan pada Senin pekan depan, dan akan menjadi penentu peta politik ke depan.
**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel