KOMPARASI.ID – Sebanyak 11 organisasi non-pemerintah dan pecinta alam di Gorontalo berkumpul di Sekretariat Woman Institute for Research and Empowerment of Gorontalo (Wire-G), Jalan Kenangan, Kelurahan Wumialo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo. (8/5)
Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk menandatangani berita acara pembentukan Simpul WALHI Gorontalo.
Menurut Rahman Dako, aktivis lingkungan dari Jaring Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam (JAPESDA) yang terlibat dalam proses ini.
“Setelah melalui proses yang cukup panjang, pengajuan pembentukan WALHI di Gorontalo akhirnya disetujui walaupun saat ini baru berbentuk simpul.”tuturnya
Hadi Jatmiko, Kepala Divisi Penguatan Kelembagaan WALHI Nasional, yang juga hadir dalam pembentukan Simpul WALHI Gorontalo, memastikan bahwa setelah pembentukan simpul, akan dilakukan asistensi oleh tim asistensi yang terdiri dari perwakilan Dewan Nasional, Eksekutif Nasional, WALHI Sulawesi Tengah, dan WALHI Maluku Utara.
Asistensi ini bertujuan untuk mendampingi simpul dalam menjalankan tugas terkait kelestarian lingkungan hidup dan advokasi persoalan perampasan wilayah kelola rakyat di Gorontalo.
Di Gorontalo, terdapat berbagai permasalahan lingkungan hidup dan perampasan ruang hidup masyarakat, seperti rusaknya Cagar Alam Tanjung Panjang akibat alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak
Konflik agraria antara warga dengan perusahaan karena perkebunan sawit di Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato.
Selain itu, terjadi konflik di wilayah pertambangan di Pohuwato yang mengakibatkan banyak korban.
Berikut adalah lembaga-lembaga pengusung yang terbentuk menjadi Simpul WALHI Gorontalo:
– Huntu Art Distrik (Hartdisk)
– Institute for Human and Ecological Studies (Inhides)
– JAPESDA
– Mapala Alaska Fakultas Teknik UNG
– Mapala Benua Fakultas Ekonomi UNG
– Mapala Motolomoia UNG
– Mapala Mohuyula UMGo
– Mapala STA IAIN Gorontalo
– Mapala STI STIMIK Ichsan Gorontalo
– Sahabat Anak, Perempuan dan Keluarga (Salampuan)
– Wire-G
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) sendiri merupakan organisasi lingkungan hidup tertua di Indonesia.
Sejak berdiri pada tahun 1980, WALHI telah aktif dalam menggalang gerakan sosial untuk melestarikan lingkungan hidup dan mendorong keadilan sosial.
Saat ini, WALHI telah memiliki 487 anggota organisasi non-pemerintah dan pecinta alam serta 203 anggota individu yang tersebar di 28 provinsi di Indonesia.