KOMPARASI.ID – Mata uang dollar Amerika Serikat terus mengalami kenaikan signifikan. Indeks dollar mengalami penguatan sejak 14 Juli 2023.
Pada tanggal tersebut, indeks dolar berada di angka 99,91, sedangkan per 6 September, indeks tersebut naik menjadi 104,83, atau hampir 5% dalam kurun waktu kurang dari dua bulan.
Pada 26 Oktober, Indonesia mencatat nilai tukar rupiah berada pada level Rp15.800/US$.
Kenaikan nilai dollar ini tentu berdampak pada mata uang rupiah dan kehidupan masyarakat Indonesia, salah satunya adalah peningkatan harga impor.
Apakah hal ini juga berpengaruh pada wilayah timur Indonesia seperti Gorontalo? Hal ini ditanggapi langsung oleh Kepala Program Studi Manajemen Universitas Ichsan Gorontalo, Syamsul, S.E., M.Si.
Syamsul menjelaskan bahwa salah satu variabel makroekonomi adalah neraca pembayaran yang tercatat dari ekspor dan impor.
Ekspor menunjukkan seberapa banyak komoditas yang terjual keluar dari Indonesia, sedangkan impor menunjukkan banyaknya komoditas yang masuk ke Indonesia.
Kenaikan harga dollar tentu memberikan dampak pada harga komoditas di pasar internasional karena dollar merupakan alat transaksi di pasar internasional.
Dengan kata lain, nilai komoditas dari Indonesia akan jauh lebih murah dibandingkan dengan komoditas impor.
Hal ini tentu berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional karena nilai komoditas pada PDB menjadi turun, yang merupakan indikator pertumbuhan ekonomi.
“Jika dollar sudah mulai naik, tentu tidak ada batas kewajaran. Yang wajar dan yang diharapkan adalah bagaimana rupiah bisa naik terhadap nilai tukar dollar. Jadi taraf kewajaran itu jika rupiah yang menguat terhadap dollar,” kata Syamsul.
Bagaimana dengan Gorontalo? Umumnya, daerah-daerah yang berkontribusi pada nilai ekspor nasional tentu sangat terdampak oleh kenaikan dollar.
Untuk Gorontalo sendiri, jika melihat data yang ada, nilai ekspor Gorontalo masih sangat kecil kontribusinya pada ekspor nasional, bahkan terkadang minus karena lebih besar impor.
Namun, dampak ini tidak dapat dielakkan karena pertumbuhan ekonomi Gorontalo yang diharapkan akan meningkat bisa saja berbalik arah atau stagnan.
Masyarakat Gorontalo berharap bahwa pertumbuhan ekonomi di wilayah mereka dapat membuka lapangan pekerjaan.
Selain itu, dampak signifikan juga akan terjadi pada pasar keuangan di Gorontalo.
Bank Indonesia memungkinkan akan menaikkan suku bunga, yang akan diikuti oleh perbankan, sehingga menyulitkan bank dalam menyalurkan pinjaman ke masyarakat.