Femmy Udoki: DPRD Provinsi Gorontalo Tidak Akan Tinggal Diam Soal Kebijakan UBMG

Avatar

KOMPARASI.ID Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Femy Udoki, menyoroti kebijakan Universitas Bina Mandiri Gorontalo (UBMG) yang diduga menjatuhkan sanksi skorsing dan drop out (DO) terhadap mahasiswa.

Para mahasiswa tersebut disebut-sebut mendapatkan sanksi setelah bersikap kritis terhadap kebijakan kampus.

Femy menilai, jika benar ada mahasiswa yang dikeluarkan hanya karena mengkritik, maka hal itu patut disesalkan.

Ia menegaskan bahwa organisasi ekstra kampus merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran mahasiswa.

“Sangat disayangkan jika ada kebijakan seperti ini. Organisasi ekstra memberikan pengalaman yang tidak bisa didapatkan di dalam kelas,” kata Femy saat diwawancarai, Senin (17/3/2025).

Ia berencana meminta Komisi IV dan Komisi I DPRD untuk menindaklanjuti kasus ini.

Menurutnya, kritik dari mahasiswa seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi pihak kampus, bukan justru berujung pada sanksi akademik seperti skorsing atau DO.

“Seharusnya, ketika mahasiswa mengkritik, itu menjadi masukan bagi kampus. Saya sendiri pernah mendapat laporan dari keluarga saya terkait biaya mahasiswa, termasuk yang akan wisuda, yang menurut saya seharusnya bisa dievaluasi,” ujar Femy.

Femy juga menegaskan, kampus swasta tidak berhak melarang mahasiswa untuk mengikuti organisasi ekstra kampus.

Ia bahkan menilai, kebijakan semacam itu melanggar hak mahasiswa untuk berkumpul dan berorganisasi.

“Banyak kampus swasta yang justru membebaskan mahasiswa untuk berorganisasi. Kalau ada yang melarang, itu jelas pelanggaran hak asasi,” tegasnya.

Sebagai Ketua MD KAHMI Kota Gorontalo, Femy menyampaikan keprihatinannya terhadap dugaan larangan berorganisasi di kampus.

Menurutnya, di banyak perguruan tinggi lain, dosen-dosen justru mendorong mahasiswa untuk aktif di organisasi ekstra.

“Selama tidak mengganggu akademik, organisasi ekstra harusnya didukung, bukan dilarang,” katanya.

Ia berharap, perguruan tinggi lebih terbuka terhadap aspirasi mahasiswa dan memberikan ruang bagi mereka untuk mengembangkan diri, tanpa ancaman atau larangan dari pihak kampus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *