Cegah HIV/AIDS, 22 Faskes di Bone Bolango Sediakan Layanan Skrining dan Pengobatan Gratis

Avatar

KOMPARASI.ID – Pemerintah Kabupaten Bone Bolango terus memperkuat upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS dengan menyediakan layanan pemeriksaan dan pengobatan gratis di seluruh fasilitas kesehatan yang tersebar di wilayah tersebut.

Melalui Dinas Kesehatan, sebanyak 22 fasilitas kesehatan (faskes) telah disiapkan, terdiri dari 2 rumah sakit dan 20 puskesmas. Seluruh faskes ini siap memberikan layanan skrining awal HIV/AIDS kepada masyarakat.

Ketua Tim Kerja Penanganan Penyakit Menular (Katimker-P2M) Dinas Kesehatan Bone Bolango, Lathifah Mukminin, mengimbau masyarakat yang merasa pernah melakukan perilaku berisiko untuk segera memeriksakan diri.

“Kalau merasa pernah melakukan perilaku berisiko dan ingin diperiksa, silakan datang. Pemeriksaan dan pengobatan semuanya gratis,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (14/5/2025).

Lathifah menjelaskan, dari 22 faskes tersebut, baru dua rumah sakit (RSUD Toto Kabila dan RSUD Tombililato) serta dua puskesmas (Puskesmas Kabila di Kecamatan Kabila dan Puskesmas Ulanta di Kecamatan Suwawa) yang telah menyediakan layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) secara penuh.

“Baru empat fasilitas itu yang siap melayani pasien dari tahap awal hingga pengambilan obat, karena petugasnya sudah mendapatkan pelatihan khusus,” jelasnya.

Meski layanan PDP baru tersedia di empat titik, Lathifah menegaskan bahwa skrining awal HIV/AIDS bisa dilakukan di seluruh 22 faskes.

“Seluruh puskesmas dan rumah sakit di Bone Bolango sudah bisa melayani pemeriksaan awal HIV/AIDS,” tambahnya.

Masyarakat juga diberi kebebasan untuk menentukan tempat pengobatan lanjutan.

Jika pasien merasa lebih nyaman dirujuk ke luar daerah, Dinas Kesehatan akan memfasilitasi sesuai permintaan.

“Jika ada yang positif dan ingin berobat di luar kabupaten atau kota lain, kami izinkan. Yang penting mereka merasa nyaman dan bisa rutin berobat,” terangnya.

Di akhir keterangannya, Lathifah menekankan pentingnya deteksi dini untuk mencegah penularan lebih luas dan menjaga kualitas hidup penyintas.

“Kalau diketahui lebih awal, penanganan bisa dilakukan dengan cepat. Walaupun HIV merupakan penyakit seumur hidup, dengan obat yang dikonsumsi secara teratur, kondisi pasien bisa tetap sehat dan tidak menularkan virus,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *