Ridwan Monoarfa: Bulan Bung Karno Momentum Menghidupkan Ajaran Trisakti dan Pancasila

Avatar

KOMPARASI.ID, Gorontalo – Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Ridwan Monoarfa, mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjadikan Bulan Juni sebagai momen reflektif terhadap ajaran-ajaran Bung Karno yang dinilai masih sangat relevan dengan kondisi bangsa saat ini.

“Bulan Juni itu istimewa. Di bulan inilah Bung Karno lahir, menyampaikan pidato Pancasila, dan wafat. Ini bukan sekadar catatan sejarah, tapi momentum untuk mempercakapkan kembali warisan pemikiran beliau,” ujar Ridwan, Jumat (21/6/2025).

Tiga tanggal penting yang dimaksud Ridwan adalah 1 Juni 1945 (pidato lahirnya Pancasila), 6 Juni 1901 (hari lahir Bung Karno), dan 21 Juni 1970 (hari wafatnya).

Menurut Ridwan, generasi muda perlu memahami kembali esensi Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa, bukan hanya sebagai dasar negara.

“Pancasila adalah pedoman dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Ini nilai-nilai hidup yang harus dihidupkan, bukan hanya dihafalkan,” kata politisi yang dikenal dekat dengan isu-isu kerakyatan ini.

Trisakti dan Tantangan Era Kini

Lebih jauh, Ridwan menyoroti pentingnya mengaktualkan ajaran Trisakti Bung Karno. berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Ia menyebut, tantangan era sekarang menuntut anak muda untuk tak apatis terhadap politik dan ekonomi.

“Anak muda hari ini jangan hanya jadi penonton. Mereka harus terlibat dalam pengawalan kebijakan publik, memperjuangkan kemandirian ekonomi, dan bangga pada budaya sendiri,” tegasnya.

Ia juga menyinggung persoalan ketergantungan masyarakat pada bantuan sosial.

Menurutnya, semangat berdikari bukan berarti menolak bantuan, tapi mendorong sistem yang mampu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Gotong Royong dan Keadilan Sosial

Ridwan mengingatkan bahwa ajaran Bung Karno juga bertumpu pada gotong royong dan keberpihakan pada kaum marjinal.

Prinsip kolektivitas dan solidaritas sosial, kata dia, menjadi fondasi penting dalam membangun bangsa yang adil.

“Gotong royong bukan sekadar slogan. Ini karakter bangsa kita. Bung Karno selalu menekankan pentingnya membangun dunia yang damai dan setara,” ucapnya.

Ia juga mengutip kalimat Bung Karno yang menyentuh “Selama rakyat belum sejahtera, perjuangan belum selesai.”

Menurut Ridwan, itu adalah peringatan abadi agar para pemimpin dan generasi penerus tidak melupakan tanggung jawab sosial.

Warisan Semangat, Bukan Sekadar Nama Jalan

Menutup pernyataannya, Ridwan mengajak seluruh anak bangsa untuk mewarisi semangat perjuangan Bung Karno bukan dengan menyanjung nama dan gambar, tetapi dengan menghidupkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.

“Kita harus warisi semangat kedaulatan politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Jadilah generasi yang berani bermimpi, bersikap, dan beraksi untuk keadilan dan kemanusiaan,” pungkasnya.


**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *