KOMPARASI.ID – Potensi kelautan Gorontalo sesungguhnya adalah nadi ekonomi yang belum sepenuhnya digarap maksimal.
Di sepanjang pesisir, dari Bonepantai hingga Leato, laut bukan hanya bentang air biru, tetapi sumber kehidupan ribuan keluarga nelayan.
Salah satu wilayah yang menonjol adalah Kelurahan Tenda, Kota Gorontalo, di mana sebagian besar warganya menggantungkan hidup dari hasil tangkapan ikan.
Potensi itu menjadi perhatian serius Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Fikram AZ Salilama, saat menggelar reses masa sidang pertama 2025–2026 di kelurahan tersebut.
Bagi Fikram, kegiatan reses bukan sekadar mendengar keluhan rakyat, tetapi momentum membaca denyut ekonomi pesisir dan mencari solusi konkret bagi masa depan generasi muda.
“Gorontalo punya laut yang kaya, tinggal bagaimana kita membuka ruang agar anak muda bisa naik kelas dari nelayan tradisional menjadi pelaku ekspor yang memahami prosedur dan pasar global,” ujar Fikram saat ditemui Komparasi.id usai reses.
Fikram melihat geliat baru dari kalangan muda pesisir yang mulai berani menjajakan hasil tangkapannya ke luar daerah, terutama ke Jakarta.
Namun, ia menilai potensi ini masih bisa ditingkatkan jika mereka dibekali kemampuan teknis dan pengetahuan ekspor-impor.
“Banyak pengusaha ikan kita yang sudah kirim ke Jakarta, tapi belum langsung ke luar negeri seperti Jepang. Padahal, harga di sana jauh lebih tinggi,” ungkapnya.
Ia mencontohkan, harga ikan yang dijual ke buyer Jakarta berkisar Rp35 ribu per kilogram, sementara pasar Jepang dapat menyerap hingga Rp100 ribu per kilogram.
Selisih nilai itulah, menurutnya, yang menjadi peluang besar bagi peningkatan ekonomi pesisir jika para pelaku muda bisa menembus pasar global.
Melihat kondisi itu, Fikram berkomitmen untuk mendorong Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo agar memfasilitasi pembinaan bagi generasi muda maritim.
Program pelatihan, pendampingan, hingga pengenalan prosedur ekspor diharapkan menjadi jembatan agar anak muda pesisir bisa berdiri sejajar dengan pelaku usaha besar.
“Kalau mereka dibekali dengan pengetahuan dan jejaring yang tepat, maka uang tidak hanya berputar di tingkat lokal. Gorontalo bisa menjadi daerah penggerak ekonomi maritim berbasis anak muda,” tegasnya.
Lewat reses yang dilakukannya, Fikram ingin memastikan aspirasi masyarakat pesisir tidak berhenti di ruang dialog, melainkan terwujud dalam program nyata.
Sebab, bagi dirinya, mendengar rakyat berarti memahami potensi daerah dan laut adalah salah satu kekuatan terbesar Gorontalo.