KOMPARASI.ID, Jakarta – Di tengah hiruk-pikuk para kepala daerah membicarakan masa depan laut Indonesia, seorang perempuan muda dari Bone Pesisir, Gorontalo, berdiri memperhatikan.
Rahayu Kaino, peserta Sekolah Duta Maritim Indonesia Batch 4, melihat Musyawarah Nasional ke-3 sekaligus HUT ke-8 Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (ASPEKSINDO) bukan sekadar seremoni.
Baginya, ini soal memastikan laut dan kebijakan benar-benar berpihak pada rakyat pesisir.
ASPEKSINDO, yang kini menghimpun 333 kepala daerah, dinilai menjadi jembatan penting dalam menyatukan wilayah pesisir dan kepulauan agar bergerak dengan irama yang sama menguatkan nelayan, memanfaatkan potensi laut, dan menegakkan prinsip keberlanjutan.
Menurut Rahayu, Munas ini bukan hanya pertemuan para pemimpin daerah, tapi momentum strategis untuk memastikan bahwa masyarakat pesisir mendapat perhatian penuh dari kebijakan nasional.
“Sebagai bagian dari generasi muda maritim, saya merasa terhormat dapat menyaksikan dan belajar langsung dari para pengambil kebijakan,” ujarnya.

Rahayu mengingatkan, kekayaan maritim Indonesia bukan hanya terletak pada luasnya laut, tapi juga pada potensi yang masih belum digarap maksimal.
Mulai dari ikan yang melimpah, pesona wisata bahari, hingga industri pengolahan hasil laut semuanya bisa menggerakkan ekonomi daerah.
Namun, ia memberi catatan tegas, semua harus dijalankan dengan melibatkan masyarakat lokal sebagai penggerak utama, bukan sekadar penonton.
“Saya ingin terus mendorong agar kebijakan kelautan berpihak pada masyarakat pesisir. Bukan hanya soal ekonomi, tapi juga tentang menjaga ekosistem laut dan warisan budaya maritim kita,” tegasnya.
Kehadiran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), kepala daerah, serta para pelaku sektor maritim di forum ini diharapkan tidak berhenti pada wacana.
Harapan itu sederhana namun mendesak, melahirkan langkah nyata yang tak hanya mengukuhkan posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia, tetapi juga memastikan masyarakat pesisir hidup lebih sejahtera dan berdaulat di tanah kelahiran mereka.