KOMPARASI.ID – Universitas Negeri Gorontalo memperkenalkan Kitab Me’eraji Nabi Muhammad SAW, karya Syech Ali Bin Abu Bakar Al Hasani, yang lebih dikenal dengan sebutan Bapu Ju Panggola, dalam acara Go Abroad Fair di Utrecht, Belanda. Acara tersebut berlangsung pada tanggal 24 hingga 25 November 2023.
Rektor Universitas Negeri Gorontalo menyampaikan bahwa pihaknya dengan antusias menyambut serta turut aktif dalam mengorbitkan Kitab Me’eraji yang selama ratusan tahun belum ada yang menyempurnakannya, sehingga dapat dinikmati oleh berbagai kalangan.
“Dengan potensi yang dimiliki Universitas Negeri Gorontalo (UNG) sebagai institusi perguruan tinggi, upaya menerbitkan Kitab Me’eraji dan memperkenalkannya ke dunia internasional menjadi suatu kebanggaan bagi UNG. Kitab Me’eraji adalah karya luar biasa yang setara dengan kitab-kitab klasik terkenal lainnya,” ujar Eduart.
Kitab Me’eraji merupakan suatu tradisi yang terbentuk secara gradual di Gorontalo, dan seharusnya mendapatkan perlakuan lebih baik untuk menjamin keberlanjutannya.
Me’eraji adalah pengejawantahan realitas spiritual keagamaan yang terawat lewat pelantunan aksara Arab, mengisahkan perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, yang kemudian dibacakan dengan bahasa Gorontalo.
Direktur Pusat Inovasi UNG, Funco Tanipu, menyatakan bahwa Me’eraji adalah karya ulama besar yang harus diwariskan secara turun temurun hingga ke generasi masa depan.
Berbagai penyesuaian dilakukan, mulai dari pengumpulan teks Me’eraji dari lima wilayah adat dengan memperhatikan gaya penulisan masing-masing wilayah adat, penulisan kembali aksara pegon dan Latin, pelaksanaan beberapa kali Focus Group Discussion (FGD) dengan seluruh pihak terkait, hingga pada akhirnya, penerbitan sebagai bentuk akhir dari proses pelaksanaannya.
“Penerbitan Kitab Me’eraji oleh UNG bertujuan membuat kitab lebih mudah dibaca dan diakses oleh berbagai kalangan. Selama ini, kitab hanya dapat dibaca dan dilantunkan oleh kalangan tertentu. Dalam edisi terbaru, sebagai upaya keilmuan oleh UNG, kitab ini menyatukan lima teks (kitab) yang berbeda sesuai dengan lima wilayah adat yang berlaku, yaitu teks Hulontalo, Limutu, Suwawa, Tapa Bolango, dan Atinggola. Proses ini didampingi oleh para ahli dan dilengkapi dengan struktur penulisan bab hikayat yang lebih detail serta terjemahan bahasa Indonesia,” kata Funco.
Ia melanjutkan, “Hal ini dimaksudkan agar Kitab Me’eraji benar-benar menjadi milik masyarakat sebagai Domain Publik. Dengan demikian, kitab ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi seluruh lapisan masyarakat Gorontalo, memastikan eksistensinya, dan menjadikan warisan luhur ini mampu berkelindan dalam wacana internasional.”
Dalam penyuntingan Kitab ini, tim editor terdiri dari Funco Tanipu, Mansur Martam, Man Muhammad, Abdul Wahab Thomas, dan Kiki Hanafi. Proses pengumpulan, penyusunan, hingga kitab ini siap terbit memakan waktu lebih dari satu tahun.
Penulis : Mohan Editor : Risman