Debat Calon Gubernur Gorontalo: Strategi Tingkatkan Angka Partisipasi Pendidikan

KOMPARASI.ID Pada segmen kedua debat calon Gubernur Gorontalo yang digelar oleh KPU Provinsi Gorontalo, topik pendidikan dan kesehatan menjadi ajang adu gagasan empat kandidat. (25/10)

Moderator debat langsung menanyakan kepada para calon, mengenai langkah strategi apa yang akan di jalankan untuk meningkatkan APM untuk SMA dan Perguruan Tinggi secara signifikan.

Para kandidat menawarkan pandangan dan solusi berbeda untuk menjawab tantangan tersebut.

Nelson Pomalingo mengajukan enam langkah strategis untuk meningkatkan APM, diantaranya, Pertama, Meningkatkan pendapatan masyarakat karena, menurutnya, tingkat pendidikan yang rendah sering disebabkan oleh keterbatasan ekonomi.

Kedua, Memperluas akses ke SMA dan perguruan tinggi agar lebih mudah dijangkau. Ke tiga, Memberikan beasiswa untuk siswa SMA dan mahasiswa.

ke empat, Meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka. ke lima, Memperluas akses beasiswa tidak hanya di perguruan tinggi umum tetapi juga di perguruan tinggi kedinasan yang menyediakan beasiswa. Terakhir, mendorong pemanfaatan teknologi dan digitalisasi dalam pendidikan.

Baca Juga :  Anies Baswedan Orasi Inspiratif, Komitmen Perubahan di Gorontalo

“Dengan menerapkan enam langkah ini, kami yakin bisa mendorong APM dan APK di Provinsi Gorontalo,” ujarnya Nelson

Hamzah Isa pasangan calon nomor urut 3,  menawarkan pendekatan berbeda. Ia menegaskan pentingnya menghapus pungutan liar di sekolah dan perguruan tinggi.

Menurutnya, beasiswa memang solusi, namun hal yang lebih krusial adalah memastikan tidak ada biaya tambahan yang membebani siswa.

“Biaya sekolah memang gratis, tapi ada pungutan lain yang harus dihapus,” tegas Hamzah.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya pendidikan keahlian di tingkat SMA agar lulusan memiliki keterampilan yang dapat langsung digunakan untuk bekerja, sehingga bisa meningkatkan taraf ekonomi mereka.

Gusnar Ismail Calon Gubernur nom0r 4, menilai faktor utama rendahnya APM adalah terbatasnya jumlah gedung SMA dan mahalnya biaya kuliah.

Sebagai solusi, ia berencana menjalin kerja sama antara pemerintah provinsi dengan seluruh perguruan tinggi di Gorontalo, baik negeri maupun swasta.

Baca Juga :  Mewujudkan 'WPR' Komitmen Risman Tolingguhu di Pilkada Bone Bolango

“Kami akan bekerja sama dengan pihak swasta untuk menekan biaya pendidikan,” ungkapnya.

Gusnar juga menyindir, Jika masalah ini tidak diselesaikan, APM di Gorontalo akan terus tertinggal.

Sementara itu Tonny Uloli Calon Gubernur nomor urut 1, lebih fokus pada upaya agar rakyat miskin bisa melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.

Menurutnya, memastikan anak-anak dari keluarga kurang mampu menjadi sarjana adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan.

Ia percaya pendidikan tinggi akan mengubah pola pikir dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

“Target kami adalah memastikan setidaknya satu anak dari setiap keluarga miskin bisa meraih gelar sarjana,”tandasnya

Nelson menyambut baik gagasan Hamzah soal penghapusan pungutan liar, namun menekankan bahwa subsidi harus diarahkan kepada yang benar-benar membutuhkan.

Ia juga setuju dengan pendidikan keahlian, yang menurutnya perlu diperluas tidak hanya di SMA tetapi juga SMK, serta didukung dengan pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK).

Baca Juga :  Hengkang dari PDIP, Meutya Optimis Maruarar Sirait Berlabuh ke Koalisi Prabowo-Gibran

Menanggapi usulan Gusnar terkait keterbatasan gedung sekolah, Nelson mengusulkan konsep sekolah satu atap antara SD dan SMP, sehingga gedung SMP dapat dimanfaatkan untuk SMA dan SMK.

Terakhir, menanggapi kolaborasi untuk menekan biaya pendidikan, Nelson mengklaim pengalamannya di perguruan tinggi akan mempermudah realisasi gagasan tersebut.

Debat ini memperlihatkan beragam pendekatan para calon dalam mengatasi persoalan pendidikan di Gorontalo.

l

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *