KOMPARASI.ID – Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) merilis laporan terbaru terkait capaian ekonomi dan kesejahteraan di Provinsi Gorontalo hingga Februari 2024. Data yang dirilis mencakup realisasi APBN nasional, manfaat belanja pemerintah pusat di Gorontalo, realisasi APBD regional Gorontalo dan dukungan TKDD, serta sejumlah indikator ekonomi dan kesejahteraan.
Capaian APBN Nasional, Menurut laporan Kemenkeu RI, realisasi APBN nasional hingga Februari 2024 menunjukkan capaian yang menggembirakan. Pendapatan negara mencapai Rp 393,1 triliun, setara dengan 14,03% dari target APBN, sementara belanja negara mencapai Rp 374,32 triliun atau 11,26% dari pagu APBN. Keseimbangan primer mencatatkan angka sebesar Rp 87,76 triliun, dengan surplus APBN mencapai Rp 18,79 triliun.

Manfaat Langsung Belanja Pemerintah Pusat di Gorontalo
Di awal tahun 2024, belanja perlindungan sosial (perlinsos) yang disalurkan di Gorontalo mencapai Rp 82,81 miliar. Belanja tersebut meliputi Program Keluarga Harapan (PKH) Rp 37.23 Miliar, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Rp 45.55 Miliar, dan Bantuan Sosial Yatim Piatu (YAPI) 0.038 Miliar
Realisasi APBD Regional Gorontalo dan Dukungan TKDD, Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Provinsi Gorontalo hingga Februari 2024 menunjukkan tren positif. Pendapatan APBD mencapai Rp 854,62 miliar, yang sebagian besar berasal dari transfer pemerintah pusat. Sementara itu, belanja APBD mencapai Rp 575,66 miliar, dengan mayoritas alokasi untuk belanja operasional.
Rekomendasi untuk Peningkatan Kemandirian Keuangan Daerah, Untuk mengurangi ketergantungan terhadap dana transfer dari pusat, Kemenkeu RI merekomendasikan pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan efisiensi belanja daerah. Langkah-langkah yang disarankan antara lain adalah perencanaan dan penganggaran yang matang, prioritas program dan kegiatan, efisiensi pengadaan barang dan jasa, serta peningkatan pengawasan dan pengendalian belanja.
Tingkat Inflasi di Gorontalo pada Februari 2024 (YoY) Tertinggi di Sulawesi dan Lebih Tinggi Dibandingkan dengan Inflasi Nasional
Inflasi di Gorontalo pada bulan Februari 2024 mencapai 3,73% (YoY), yang merupakan yang tertinggi di antara provinsi-provinsi di Sulawesi dan juga lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi nasional. Komoditas beras menjadi penyumbang inflasi tahun ke tahun (YoY) terbesar pada bulan Februari 2024 dengan kontribusi sebesar 0,31%. Di sisi lain, komoditas tomat menjadi penyumbang deflasi tahun ke tahun (YoY) terbesar pada bulan Februari 2024 dengan kontribusi sebesar -0,57%.
Indikator Kesejahteraan
- Tingkat Kemiskinan di Gorontalo pada Maret 2023 adalah 15,15%, mengalami penurunan sebesar 0,27% (YoY), sementara tingkat kemiskinan nasional adalah 9,57%.
- Tingkat Pengangguran (TPT) di Gorontalo pada Agustus 2023 adalah 3,06%, mengalami kenaikan sebesar 0,48% (YoY).
- Jumlah Pengangguran pada Agustus 2023 mencapai 19,90 ribu orang.
- Rasio Gini di Gorontalo pada Maret 2023 adalah 0,417, mengalami penurunan sebesar 0,01 poin (YoY).
- Nilai Tukar Petani (NTP) di Gorontalo pada Februari 2024 adalah 112,75, naik sebesar 2,11% (point to point).
- Nilai Tukar Nelayan (NTN) di Gorontalo pada Februari 2024 adalah 97,32, naik sebesar 3,28% (point to point).
- Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Gorontalo pada tahun 2023 adalah 71,25, mengalami peningkatan sebesar 0,63% (year on year).

Highlight Inflasi di Gorontalo pada Februari 2024
Inflasi pada bulan Februari 2024 di Provinsi Gorontalo mencapai 3,73% (YoY) dengan penurunan sebesar -1,15% (MoM) dan -2,05% (YTD). Pada level kota, Gorontalo mengalami inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 1,90% dengan penurunan bulanan (MoM) sebesar -0,99%. Sementara itu, Kabupaten Gorontalo mengalami inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 5,31% dengan penurunan bulanan (MoM) sebesar -1,27%.
Inflasi tahun ke tahun (YoY) di Provinsi Gorontalo disebabkan oleh kenaikan harga terutama pada kelompok pengeluaran berikut:
- Kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 8,13%
- Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,27%
- Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,18%
- Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,78%
- Kelompok kesehatan sebesar 3,28%
- Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,23%
- Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,13%
- Kelompok pendidikan sebesar 0,71%
- Kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 5,98%
- Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,04%
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok transportasi sebesar -0,16%.

Perkembangan Penyaluran KUR dan UMI
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Februari 2024 mencapai Rp 130,15 miliar dengan 2.561 debitur. Kabupaten Gorontalo menjadi Kabupaten dengan jumlah debitur KUR terbanyak, sedangkan Kab Gorontalo Utara menjadi wilayah dengan jumlah debitur KUR paling sedikit. Sementara itu, pembiayaan Ultra Mikro (UMI) mengalami peningkatan signifikan, naik 63% dibanding tahun sebelumnya, dengan jumlah debitur sebanyak 1.260 debitur, Jumlah debitur terbanyak berada di Kabupaten Boalemo.


Realisasi Capaian TKD,
Total realisasi Dana Transfer Ke Daerah (TKDD) di Gorontalo hingga Februari 2024 mencapai Rp 1.037,97 miliar atau 16,34% dari pagu. Capaian ini menunjukkan peningkatan signifikan Rp183,70 M dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dengan capaian yang positif tersebut, diharapkan upaya-upaya untuk meningkatkan kemandirian keuangan daerah terus ditingkatkan demi memperkuat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Gorontalo.

