KOMPARASI.ID – Kemunculan Hiu Paus di perairan Pantai Botubarani tidak hanya menjadi atraksi wisata yang memukau, tetapi juga membawa perubahan besar bagi perekonomian masyarakat setempat.
Warga yang dulunya hanya mengandalkan hasil laut, kini beralih menjadi pelaku usaha pariwisata yang lebih stabil dan menjanjikan.
Sejak 2016, Hiu Paus menjadi fenomena yang memicu pertumbuhan ekonomi pesisir. Banyak warga yang mulai membuka usaha seperti jasa penyewaan perahu, pemandu wisata, hingga penginapan.
Ansar Lasimpala, salah satu warga Botubarani, kini bekerja sebagai pemandu perahu kaca. Sebelum adanya wisata Hiu Paus, Ansar adalah seorang nelayan yang bergantung pada hasil tangkapan laut.
Ansar mengaku, pendapatannya sebagai pemandu perahu kaca kini jauh lebih stabil dibandingkan saat ia menjadi nelayan.

Dalam sehari, ia bisa melayani 6-7 wisatawan dengan tarif Rp 60 ribu per orang. Dengan penghasilan tersebut, Ansar mampu menyekolahkan tiga anaknya hingga ke jenjang SMP dan SMA.
“Alhamdulillah, kehadiran Hiu Paus sangat membantu perekonomian kami,” ungkapnya.
Kisah serupa juga dialami oleh Salim Latif, yang beralih profesi dari nelayan menjadi penjual souvenir.
Di lokasi wisata, ia menjual beragam barang mulai dari baju, tas, hingga gantungan kunci.

Barang-barang tersebut sebagian besar dibuat dari bahan-bahan daur ulang yang diperoleh dari sampah plastik dan kayu yang dikumpulkan dari pesisir Pantai Botubarani.
Meskipun hanya menjual produk sederhana, Salim mengaku pendapatannya kini jauh lebih baik.
Dalam sehari, ia bisa menjual 2 hingga 5 souvenir dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp150 ribu.
“Dulu, saya hanya bergantung pada hasil tangkapan laut. Sekarang, saya bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari berjualan souvenir,” jelas Salim.
Tak hanya penjual souvenir dan operator perahu, banyak warga yang kini membuka homestay dan gazebo untuk wisatawan.

Rostin Pakaya, salah satu pengelola homestay di Botubarani, menceritakan bahwa usahanya kini mampu melayani tamu dari berbagai daerah, bahkan mancanegara.
Harga sewa homestay yang dikelolanya berkisar Rp250 ribu per malam, sudah termasuk sarapan pagi.
Kehadiran Hiu Paus telah membuka berbagai peluang ekonomi bagi warga Botubarani. Dengan semakin banyaknya wisatawan yang datang, perekonomian desa ini terus tumbuh pesat.
Pemerintah daerah pun berupaya untuk terus mendukung perkembangan wisata di Botubarani dengan memberikan bantuan dan pelatihan kepada pelaku usaha setempat.
**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel