KOMPARASI.ID, Sejarah – Ayam Cemani, dengan bulu hitam legam yang memikat, adalah salah satu ayam lokal Indonesia yang memiliki sejarah dan daya tarik unik.
Ayam ini tidak hanya dikenal karena keindahan dan kelangkaannya, tetapi juga karena kaitannya dengan kepercayaan tradisional dan ritual budaya di berbagai daerah di Nusantara.
Kata “Cemani” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “hitam pekat”.
Ayam ini pertama kali ditemukan di daerah Kedu, Jawa Tengah, dan sering dianggap sebagai hewan peliharaan berharga di lingkungan bangsawan Jawa.
Warnanya yang hitam menyeluruh, mulai dari bulu, kulit, daging, hingga organ dalam, membuat ayam ini berbeda dari ayam lainnya.
Fenomena warna hitam ini disebabkan oleh kondisi genetik langka yang disebut fibromelanosis, yang menghasilkan pigmen melanin berlebih di seluruh tubuh ayam.
Kondisi ini juga ditemukan pada beberapa jenis ayam langka lain di dunia, namun Ayam Cemani adalah salah satu yang paling ekstrem.
Di masa lalu, Ayam Cemani sering dikaitkan dengan ritual mistis dan upacara adat.
Masyarakat Jawa dan Bali, misalnya, menggunakan ayam ini dalam berbagai upacara keagamaan untuk mendatangkan keberuntungan, menolak bala, atau sebagai persembahan kepada leluhur.
Ayam Cemani dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang mampu menjembatani dunia manusia dan dunia gaib.
Karena sifatnya yang sakral, Ayam Cemani jarang dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari.
Bahkan hingga kini, ayam ini masih dipandang istimewa dan sering digunakan dalam acara-acara adat tertentu.
Ayam Cemani mulai menarik perhatian dunia internasional pada abad ke-20, ketika para pecinta unggas eksotis mulai menyadari keunikan spesies ini.
Di Eropa dan Amerika Serikat, Ayam Cemani dijuluki “Lamborghini of Chickens” karena kelangkaan dan harga jualnya yang tinggi.
Di pasar internasional, seekor Ayam Cemani berkualitas bisa dijual hingga ribuan dolar.
Namun, penyebaran Ayam Cemani ke luar negeri juga menimbulkan kekhawatiran.
Kelangkaannya di Indonesia membuat upaya pelestarian menjadi penting, terutama karena ayam ini menjadi salah satu ikon kekayaan fauna Nusantara.
Sebagai ayam yang tergolong langka, Ayam Cemani memiliki tingkat reproduksi yang lebih rendah dibandingkan ayam jenis lain.
Hal ini menyebabkan tantangan dalam upaya pengembangbiakan dan pelestarian.
Selain itu, permintaan tinggi dari pasar internasional membuat risiko eksploitasi terhadap ayam ini semakin besar.
Di sisi lain, beberapa kelompok peternak dan lembaga konservasi di Indonesia telah berusaha mengembangkan Ayam Cemani secara berkelanjutan.
Tujuannya adalah memastikan ayam ini tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya dan biodiversitas Indonesia.
Ayam Cemani adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang unik dan bernilai tinggi.
Dengan sejarah yang erat kaitannya dengan tradisi dan kepercayaan lokal, serta daya tariknya di pasar internasional, ayam ini menjadi bukti kekayaan fauna Nusantara yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Pelestarian Ayam Cemani bukan hanya soal melindungi spesies langka, tetapi juga menjaga identitas budaya Indonesia yang kaya dan beragam.
**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel