Zakat Mengalir dari Balik Jeruji Besi

Avatar

KOMPARASI.ID Suasana di Aula Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Gorontalo tampak berbeda Rabu (05/03) pagi.

Di hadapan para petugas dan warga binaan, sebuah momen bersejarah berlangsung, pengukuhan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Gorontalo.

Di antara hadirin, Kepala Lapas Gorontalo, Sulistyo Wibowo, duduk di barisan depan. Wajahnya tampak sumringah saat menyaksikan prosesi pengukuhan yang dipimpin langsung oleh Wakil Ketua 4 Baznas Kota Gorontalo, Dr. Marwan.

Baginya, pembentukan UPZ ini bukan sekadar seremoni, tetapi langkah nyata dalam menghadirkan nilai-nilai keagamaan di balik tembok penjara.

“Ini ikhtiar kami agar warga binaan tetap bisa menjalankan kewajiban zakat, infak, dan sedekah dengan lebih mudah dan terorganisir,” ujar Sulistyo dalam sambutannya.

UPZ ini nantinya akan bermarkas di Masjid At-Taubah, tempat ibadah yang menjadi pusat aktivitas keagamaan di dalam Lapas Gorontalo.

Keterangan Foto : Warga Binaan dan Takmirul Mesjid At Taubah
Keterangan Foto : Kepala Lapas Sulistyo (kemeja putih berkacamata) dan Baznas Kota Gorontalo serta jajaran 

Pengelolaannya dipercayakan kepada Kasim Mootalu, seorang petugas Lapas, dibantu oleh dua anggota dari Badan Tamirul Masjid At-Taubah yang merupakan warga binaan.

Kasim paham bahwa tugas ini bukan sekadar administratif.

Ia dan timnya harus memastikan dana zakat yang terkumpul bisa tersalurkan kepada mereka yang berhak, sekaligus melaporkan setiap transaksi kepada Baznas Kota Gorontalo agar transparansi tetap terjaga.

“Warga binaan di sini banyak yang ingin berzakat, tapi sebelumnya tidak tahu bagaimana caranya. Dengan adanya UPZ ini, mereka jadi punya wadah yang jelas,” kata Kasim.

Membuka Jalan di Balik Tembok Penjara

Langkah yang diambil Lapas Gorontalo ini bukan yang pertama di wilayah tersebut. Sebelumnya, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Gorontalo sudah lebih dulu membentuk UPZ.

Namun, bagi sebuah lapas dewasa, ini adalah pencapaian tersendiri, membuktikan bahwa ibadah dan kepedulian sosial tetap bisa berjalan meski dalam keterbatasan.

Dr. Marwan dari Baznas Kota Gorontalo menyebut inisiatif ini sebagai bagian dari upaya memperluas jangkauan zakat, sekaligus memberikan nilai edukasi bagi warga binaan.

“Zakat bukan hanya soal berbagi, tapi juga bagian dari pembinaan moral. Warga binaan yang terbiasa berzakat di sini, semoga bisa melanjutkan kebiasaan baik ini saat kembali ke masyarakat,” katanya.

Keterangan Foto: Kalapas Gorontalo dan Baznas Kota Gorontalo.
Keterangan Foto: Kalapas Gorontalo dan Baznas Kota Gorontalo.

Komitmen ini juga mendapat dukungan dari Baznas Kota Gorontalo yang berjanji akan terus berkolaborasi dengan Lapas untuk menghadirkan program-program bermanfaat, baik bagi pegawai maupun warga binaan.

Lebih dari Sekadar Ibadah

Di balik jeruji, kehidupan terus berjalan. Bagi banyak warga binaan, ibadah menjadi salah satu cara untuk menemukan ketenangan di tengah keterbatasan.

Pembentukan UPZ ini membuka jalan bagi mereka yang ingin tetap berbagi, meski dengan cara yang berbeda.

Lapas Gorontalo kini menjadi saksi bahwa niat baik bisa muncul di mana saja, termasuk di tempat yang mungkin tak banyak orang bayangkan.

Dari balik tembok yang tinggi, zakat tetap mengalir, membawa harapan bagi mereka yang membutuhkan.


**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *