Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Gorontalo Tertinggi di Provinsi, Pemkab Angkat Suara

Avatar

KOMPARASI.ID Kasus HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo kembali menunjukkan peningkatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, hingga tahun 2024, Kabupaten Gorontalo mencatatkan jumlah kasus tertinggi, yakni mencapai 358 kasus.

Diikuti oleh Kota Gorontalo dengan 326 kasus, Kabupaten Bone Bolango dengan 163 kasus, Kabupaten Pohuwato dengan 145 kasus, Kabupaten Boalemo dengan 119 kasus, dan Gorontalo Utara dengan 100 kasus.

Menanggapi hal ini, Wakil Bupati Kabupaten Gorontalo, Tonny S. Junus, menyatakan bahwa tingginya angka tersebut tidak dapat dilihat begitu saja tanpa konteks.

Menurutnya, angka tersebut tinggi karena jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo yang lebih besar dibandingkan daerah lain di Provinsi Gorontalo.

“Kabupaten Gorontalo memang mencatatkan angka tertinggi karena jumlah penduduknya juga paling banyak. Oleh karena itu, penularan penyakit ini terlihat lebih tinggi. Namun, jika melihat pertumbuhan tercepat, justru bukan di Kabupaten Gorontalo,” ungkap Tonny saat diwawancarai Komparasi.id setelah membuka Workshop Guru Peduli AIDS di Aula Dinkes Kabupaten Gorontalo pada Selasa (29/04/2025).

Namun demikian, Tonny menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat. Menurutnya, penyebaran HIV/AIDS yang meluas disebabkan oleh minimnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit ini.

“Edukasi itu sangat penting, karena banyak yang tertular akibat ketidaktahuan. Jika mereka memiliki pengetahuan, tentu langkah pencegahan bisa lebih efektif dilakukan,” tambahnya.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Ivon Rudiyanto, sependapat dengan hal tersebut. Menurutnya, angka kasus yang tinggi bukanlah fokus utama, melainkan bagaimana masyarakat dan pemerintah dapat menghentikan penyebaran penyakit ini.

“Penduduk Kabupaten Gorontalo mencakup sepertiga dari total penduduk Provinsi Gorontalo. Jadi, tidak heran jika jumlah kasusnya lebih tinggi. Namun yang lebih penting adalah bagaimana strategi kita untuk memutus rantai penyebaran HIV/AIDS ini,” jelas Ivon saat ditemui di ruang kerjanya.

Ivon juga mengungkapkan adanya temuan kasus HIV pada anak-anak di bawah usia empat tahun, bahkan ada yang baru berusia satu tahun, yang berarti mereka tertular dari orang tua mereka.

Selain itu, sebagian besar kasus ditemukan pada kelompok pekerja swasta dan komunitas rentan seperti LGBT.

“Ini tentu menjadi tantangan besar. Namun, kami akan terus berupaya memberikan edukasi yang tepat dan membangun komunikasi yang tidak menghakimi,” pungkasnya.


**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *