KOMPARASI.ID – Tradisi adat Gorontalo kembali berbicara, kali ini untuk menyambut pemimpin baru di jajaran hukum: Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Gorontalo, Riyono, SH., M.Hum.
Prosesi adat Mopotilolo digelar secara khidmat pada Kamis (17/7) di ruang VIP Bandara Djalaluddin, menandai penerimaan resmi sang Kajati sebagai bagian dari masyarakat Gorontalo.
Upacara penyambutan ini bukan sekadar seremoni budaya. Ia adalah simbol yang sarat makna: pejabat negara yang datang dari luar daerah diakui dan diterima sebagai anak daerah.
Hal ini sekaligus mencerminkan besarnya harapan masyarakat terhadap pemimpin baru dalam mendukung tata kelola hukum dan pemerintahan yang lebih baik.

Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Idrus M. Thomas Mopili, menjadi salah satu tokoh penting yang hadir dalam prosesi tersebut.
Ia menyampaikan harapan atas kepemimpinan baru di institusi kejaksaan.
“Kami berharap sinergitas antara DPRD dan Kejaksaan Tinggi Gorontalo dapat terus terjalin erat, terutama dalam mendukung penegakan hukum yang berkeadilan dan berpihak pada kepentingan rakyat,” kata Mopili.
“Semangat kolaborasi ini penting dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel,” tambahnya.
Hadir pula Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syaidah Rusli Habibie, jajaran Forkopimda, serta Pejabat Utama (PJU) Kejaksaan Tinggi. Semua berkumpul dalam satu prosesi yang memperlihatkan akulturasi nilai adat dan tanggung jawab negara.
Kehadiran Riyono, yang sebelumnya menjabat sebagai pejabat di institusi Kejaksaan di pusat, dinilai strategis.
Ia membawa pengalaman, sekaligus diharapkan menjadi motor penggerak dalam pemberantasan korupsi dan pengawalan proyek-proyek strategis daerah.
Di tengah berbagai tantangan hukum di Gorontalo—mulai dari pengawasan anggaran hingga praktik pungutan liar di lapangan—figur Kajati yang kuat dan berintegritas dinilai publik sebagai kebutuhan mendesak.
Acara kemudian ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah, yang menjadi ruang informal untuk memperkuat komunikasi lintas institusi.