DPRD Provinsi Gorontalo, Kunjungi Polsek Kabila Cegah Peredaran Miras Jelang Malam Tahun Baru

KOMPARASI.ID – DPRD Provinsi Gorontalo, Komisi 1 lakukan kunjungan ke Polsek Kabila dan beberapa tempat lainnya. kunjungan itu dilangsungkan sebagai bentuk pencegahan peredaran minuman keras (miras) jelang malam pergantian tahun. Sabtu(25/11/2023).

Irwan Mamesa anggota komisi I, menyebutkan 80 persen tingkat kriminalitas dan penganiayaan disebakan oleh minuman keras.

Tidak tanggung-tanggung, penemuan miras dari hasil razia di Gorontalo mencapai 1,5 Ton per harinya. Atas dasar hal itu Irwan menyebut bahwa Gorontalo dalam keadaan darurat Miras.

“80 persen tingkat kriminal dan penganiayaan di Gorontalo disebabkan oleh minuman keras, daerah kita saat ini sedang darurat minuman keras,” Irwan Mamesa mengungkapkan.

Baca Juga :  Rakhmatiyah Deu dan Mimpi Sekolah Alam Pertama di Gorontalo, Asa Baru di Tengah Luka Banjir

Melalui kunjungan ini Komisi I DPRD Provinsi Gorontalo berharap agar pengamanan menjelang malam tahun baru nanti berjalan lancar dan aman.

Jajaran Komisi 1 DPRD Provinsi Gorontalo diskusi bersama Polsek Kabila. Foto : Syahrul/komparasi.id

Sementara itu, IPTU Irfan Tandako Kapolsek Kabila mengatakan, tingkat miras di Kecamatan Kabila cukup rendah, apabila dibandingkan dengan daerah lainnya, hal ini dikarenakan patroli yang rutin dijalankan setiap malam.

Dirinya juga menyebut walaupun patroli sering dilakukan, ada saja beberapa tempat hiburan masih suka mencuri curi waktu untuk beroperasi pada larut malam.

“kami melakukan patroli setiap malam, kebanyakan tempat hiburan di kabila juga sudah tidak jalan, walaupun ada beberapa tempat hiburan yang suka curi curi waktu saat larut malam menjelang subuh, ” jelasnya

Baca Juga :  DPRD Provinsi Gorontalo Tinjau Ulang Anggaran 2025, Fokus pada Sektor Pendidikan dan Kesehatan

Kata Kapolsek, kebanyakan kasus miras yang ditemukan di Kabila, mereka minumnya di Kota, tetapi pas mabuk balik ke Kabila.

IPTU Irfan juga meneyebutkan, kebanyakan miras yang mereka temui adalah cap tikus, hal ini disebabkan oleh harganya yang relatif murah tetapi kandungan alkoholnya sangat tinggi. Harganya di kisaran 20 ribuan tapi mabuknya luar biasa.

Irfan menegaskan Untuk mengatasi hal tersebut, Kapolres Bone Bolango telah menutup tempat pembuatan Cap Tikus yang ada di Kecamatan Tilong Kabila, Kabupaten Bone Bolango,

“adapun cap tikus yang tersebar di Kabila saat ini itu berasal dari luar.” ungkapnya

Baca Juga :  Menjelang PSU Ridwan Monoarfa Pastikan Demokrasi Tetap Murni

 

Penulis    : Syahrul A Danau

Editor      : Ali 
l

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *